Tujuh Dosa Sosial Menurut Mahatma Gandhi, Sebuah Panggilan untuk Etika dan Kemanusiaan
- Pexel/Kaiqus Lopes
Budaya, VIVA Banyuwangi – Mohandas Karamchand Gandhi atau acap kali dikenal sebagai Mahatma Gandhi. Ia adalah tokoh spiritual dan politik yang jadi simbol perjuangan kemerdekaan India melalui jalan damai tanpa kekerasan (Ahimsa).
Ia diberi gelar Mahatma pada 1914. Gandhi bukan hanya dikenal sebagai pemimpin revolusi politik, akan tetapi sebagai pemikir. Salah satu warisannya yang terkenal adalah tujuh dosa sosial, sebagai bentuk penyimpangan moral yang diyakini Gandhi dapat merusak tatanan masyarakat.
Tujuh dosa sosial itu, masih menjadi bahan perenungan yang masih relevan. Berikut ulasannya!
1. Kekayaan tanpa bekerja
Mengaju pada akumulasi materi yang tak didasari oleh usaha nyata. Fenomena ini tercermin dalam praktik rente dan tindak korupsi. Di mana kekuasaan dijadikan alat untuk memperkaya diri tanpa kontribusi produktif. Merek bersembunyi di balik ucapa untuk produktif, akan tetapi mendapat cuan dari uang hasil curian milik orang lain.