Kerasukan Masal jadi Tanda Mulainya Ritual Keboan

Petani dan warga kerasukan dan bertingkah seperti kerbau.
Sumber :
  • Istimewa

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Ritual Keboan digelar masyarakat Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi pada Minggu (23/07/2023). 

Makin Diminati! Inilah Pesona dari Wisata Telunjuk Raung Banyuwangi

Tradisi adat yang digelar setiap memasuki bulan Suro pada penanggalan Jawa tersebut bertujuan sebagai ungkapan puji syukur serta permohonan agar mendapatkan hasil bumi yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Diikuti ribuan masyarakat, acara dimulai sejak pagi dengan selamatan di empat penjuru desa yang dibarengi kerasukan masal warga dan petani yang siap menjalani ritual. 

Mengenal Banten Lama, Kota Kuno yang Berdiri Sejak Abad Ke-16

Para petani dan warga yang disebut-sebut kerasukan energi ghaib tersebut selanjutnya diarak berkeliling desa dan bertingkah layaknya kebo (kerbau), bahkan hingga menceburkan diri ke kubangan seperti kebiasaan umum kerbau. 

Saat berkeliling desa, para keboan tersebut juga bertingkah layaknya siklus cocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi. 

Wow! Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia, Salah Satu Destinasi Liburan di DI Yogyakarta Ini Menyimpan Sejuta Pesona

Keunikan ini yang diungkapkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Banyuwangi Dwi Yanto membuat masyarakat luar merasa iri dengan keberagaman seni budaya Banyuwangi, terlebih tiap menampilkan tarian di acara selalu live, bukan rekaman yang makin meningkatkan kebanggaan diri.

"Dengan Keboan Aliyan ini kami bisa melihat bahwa tradisi adat masih terus lestari di daerah kami. Kami sampaikan selamat kepada Masyarakat Aliyan, semoga acara ini berlangsung dengan sukses sampai selesai." harapnya. 

Sementara itu, Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo berharap tradisi Keboan dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat sehingga dapat bersatu membangun dan menjaga bersama desa tersebut. 

Untuk diketahui, ritual Keboan berawal dari penyakit pagebluk yang banyak menyerang warga dan mengakibatkan tanaman padi banyak terserang hama hingga mengakibatkan kelaparan dan banyak warga yang meninggal. 

Kemudian tetua desa yang melakukan meditasi mendapatkan petunjuk agar warga desa menggelar ritual Keboan, hingga akhirnya digelar dan wabah pun menghilang.