Antara JOMO dan FOMO, ini Kondisi yang Pas Untuk Kamu Berdasarkan Filosofi
- Jumpstart Magazine
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Di tengah arus digital yang terus memompa informasi dan ekspektasi sosial, Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu fenomena yang paling sering dirasakan. Ketakutan untuk melewatkan sesuatu mulai dari tren viral hingga momen berharga di media sosial sering kali membuat banyak orang terjebak dalam siklus kecemasan dan kelelahan.
Namun, ada alternatif menarik yang kini menjadi tren: Joy of Missing Out (JOMO). Filosofi ini mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan dalam kesendirian, kesederhanaan, dan kebebasan dari tekanan sosial.
Berbeda dengan FOMO yang dipicu oleh rasa takut tertinggal, JOMO justru merayakan keputusan untuk melewatkan hal-hal yang dianggap tidak relevan atau tidak memberikan kebahagiaan sejati.
JOMO adalah kebahagiaan yang datang dari melewatkan hal-hal yang tidak relevan atau tidak kita butuhkan.
Filosofi ini menekankan pentingnya menerima bahwa kita tidak harus selalu "ikut-ikutan." Fokus utamanya adalah pada kebahagiaan internal dan menikmati momen apa adanya, tanpa membandingkan hidup kita dengan orang lain.
Misalnya, saat teman-temanmu mengunggah liburan ke Bali, kamu justru memutuskan untuk merapikan taman kecil di rumah, membaca buku, atau sekadar beristirahat sambil menonton film favorit.
JOMO memberikan kebebasan untuk mengatakan "tidak" pada ekspektasi eksternal dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.