Budaya Patriarki di Indonesia: Pengaruh dan Tantangan Menuju Kesetaraan Gender
- Pexels: @Magda Ehlers
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Budaya patriarki, yang menempatkan laki-laki sebagai penguasa utama dalam struktur sosial, masih menjadi salah satu tantangan terbesar di Indonesia. Sistem ini tidak hanya berdampak pada diskriminasi gender, tetapi juga menciptakan berbagai masalah sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual, pernikahan dini, hingga stigma negatif terhadap perempuan yang bercerai. Seperti yang dilansir dari Ade Irma Sakina, Social Work Jurnal Vol.: 7 No.: 1.
Kesenjangan Gender dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Patriarki merasuki hampir semua sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga hukum. Misalnya, perempuan sering dianggap sebagai pihak subordinat dalam keluarga, dengan peran terbatas pada sektor domestik. Dalam dunia kerja, mereka menghadapi tantangan ganda: diskriminasi gaji dan tanggung jawab rumah tangga yang tidak setara.
Dampak Sosial Budaya Patriarki
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Budaya patriarki sering memberi legitimasi kepada tindakan kekerasan oleh laki-laki terhadap pasangan mereka. Data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa kasus KDRT masih mendominasi laporan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.