Wajib Simak! Menguak 4 Prinsip Investasi dari Investor Terkaya di Dunia Warren Buffet
- elceo.com
Pada saat krisis keuangan global 2008, harga properti di berbagai negara turun drastis. Beberapa investor yang memiliki kesiapan modal, seperti Blackstone Group, membeli properti komersial besar dengan harga jauh di bawah nilai pasarnya. Setelah pasar pulih, nilai properti-properti ini meningkat signifikan, memberikan keuntungan besar.
3. Personal Risk (Kesediaan menghadapi risiko pribadi)
“Bahkan jika darah itu milikmu” itu adalah filosofi yang menekankan keberanian menerima kerugian sementara demi keuntungan jangka panjang. Bagi keluarga Rothschild, berinvestasi bukan hanya tentang hasil yang cepat, namun sebuah perjalanan yang membutuhkan kemauan mental untuk mengambil risiko.
Elon Musk, saat mendekati kebangkrutan dengan Tesla pada 2008, tetap mempertaruhkan seluruh kekayaannya untuk mendukung perusahaan. Walaupun berisiko tinggi, ia percaya pada visinya. Bertahun-tahun kemudian, Tesla menjadi salah satu perusahaan otomotif paling berharga di dunia, membuktikan bahwa pengorbanan finansial dan keberanian menghadapi risiko dapat terbayar.
4. Historical Context (Pahami Sejarah)
Kesuksesan Rothschild juga didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap konteks sejarah. Mereka menggunakan pengetahuan tentang pola krisis masa lalu untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana. Sejarah selalu berulang dan memahami siklus pasar merupakan persyaratan utama bagi investor.
Investor yang memahami pola siklus harga Bitcoin melihat bahwa setiap kali terjadi penurunan besar (bear market), harga mata uang kripto ini cenderung memuncak beberapa tahun kemudian. Misalnya, setelah crash Bitcoin pada 2018, investor yang mempelajari pola sebelumnya tetap menahan asetnya atau membeli lebih banyak. Pada 2024, harga Bitcoin mencapai puncaknya dan memberikan keuntungan luar biasa.