Tendangan Sudut Ajaib Son Heung-min Amankan Kemenangan Dramatis 4-3 Atas Manchester United
- cartilagefreecaptain.sbnation.com
Sport, VIVA Banyuwangi –Dalam pertandingan perempat final Piala Liga Inggris yang mendebarkan di Stadion Tottenham Hotspur, Heung-min Son mengukir namanya dalam sejarah sepak bola dengan tendangan sudut luar biasa yang memastikan kemenangan Tottenham Hotspur 4-3 atas Manchester United. Tendangan kapten asal Korea Selatan di menit ke-88 ini menjadi gol krusial yang membawa Spurs ke semifinal, di mana mereka akan menghadapi pemimpin klasemen Liga Inggris, Liverpool.
Gol Olimpico yang Memukau di Tengah Tekanan
Pertandingan ini menjadi rollercoaster emosi bagi para penggemar Spurs. Memimpin 3-0 di awal babak kedua, Tottenham tampak berada di jalur kemenangan mudah. Gol Dominic Solanke di babak pertama, ditambah gol cepat Dejan Kulusevski di awal babak kedua, dan satu lagi dari Solanke tampak membuat keunggulan tuan rumah tak terkejar. Namun, Manchester United yang pantang menyerah membalas dengan semangat. Gol dari Joshua Zirkzee dan Amad Diallo, keduanya memanfaatkan kesalahan kiper Fraser Forster, membawa United kembali dalam jarak satu gol.
Saat United memberikan tekanan tanpa henti untuk mencari gol penyeimbang, momen jenius Son memberikan ruang bernapas yang sangat dibutuhkan. Dengan tendangan melengkung kaki kanan, ia mengirim bola melewati kiper United, Altay Bayindir, membuat penonton dan pakar terkesima. Gol langka “Olympico” — gol langsung dari tendangan sudut — ini seberani dan sepenting hasilnya.
Kontroversi di Balik Gol
Meski teknik Son mendapat pujian luas, gol tersebut tidak lepas dari kontroversi. Pemain Manchester United langsung memprotes, mengklaim bahwa kiper mereka, Altay Bayindir, dilanggar oleh Lucas Bergvall dari Tottenham. Tayangan ulang menunjukkan adanya kontak antara keduanya, tetapi tanpa VAR pada tahap kompetisi ini, keputusan wasit di lapangan untuk mengesahkan gol tetap berlaku.
Pakar aturan CBS Sports, Christiana Unkel, memberikan pandangannya tentang insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa meskipun wasit biasanya akan memberikan pelanggaran untuk kontak semacam itu, posisi wasit mungkin menghalangi pandangan mereka terhadap benturan tersebut. “Tanpa VAR, keputusan-keputusan seperti ini yang membentuk jalannya pertandingan,” kata Unkel, sambil menekankan pentingnya kekuatan Bayindir dalam menghadapi tantangan fisik selama situasi bola mati.