8 Negara Terkaya di Dunia Berdasarkan GDP, Ada Tetangga Kita!
- www.gfmag.com
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Ketika membayangkan negara-negara terkaya di dunia, mungkin yang pertama terlintas dalam pikiran adalah negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat atau Tiongkok. Namun, kenyataannya mungkin banyak negara terkaya di dunia justru memiliki ukuran wilayah yang sangat kecil. Dari negara-negara mikro di eropa seperti San Marino dan Luksemburg hingga Negara tetangga kita seperti Singapura. Negara-negara kecil ini menunjukkan kekuatan ekonomi yang mengesankan.
Selain itu, sumber daya alam yang melimpah, seperti cadangan minyak dan gas di Qatar dan UEA, telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Bahkan sektor pariwisata dan hiburan, seperti industri kasino yang berkembang pesat di Makau, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kekayaan suatu negara.
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Sektor keuangan yang sangat maju, SDM yang terampil, kebijakan perpajakan yang sangat baik, dan lokasi geografis yang strategis telah memungkinkan negara-negara ini untuk menarik investasi global.
Namun, mendefinisikan negara terkaya memerlukan pertimbangan yang cermat. Produk Domestik Bruto (PDB) misalnya, memang mengukur total produksi barang dan jasa suatu negara, tetapi PDB per kapita total output dibagi dengan jumlah penduduk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kekayaan individu.
Inilah yang menjelaskan mengapa negara-negara kecil seringkali terlihat begitu makmur: meskipun relatif kecil dalam skala absolut, terkonsentrasi di antara jumlah penduduk yang lebih kecil, sehingga menghasilkan angka per kapita yang lebih tinggi.
Dilansir dari Global Finance, berikut ini daftar Negara terkaya di dunia berdasarkan PDB yang dihasilkan:
Daftar Negara Terkaya berdasarkan PDB
1. Luksemburg
Di posisi pertama adalah Luksemburg. Terletak di jantung Eropa, negara dengan populasi sekitar 670.000 jiwa ini memiliki banyak hal yang ditawarkan, baik bagi wisatawan maupun warga negaranya. Luksemburg menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk menyediakan perumahan, layanan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi penduduknya, yang menikmati standar hidup tertinggi di Zona Euro.
Meskipun terdampak oleh krisis keuangan global dan pandemi Covid-19, negara ini mampu bangkit dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahun 2021 menunjukkan ketahanan sektor keuangan Luksemburg dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi global.
Namun, seperti negara-negara lain, Luksemburg juga menghadapi tantangan akibat konflik geopolitik dan kenaikan suku bunga. Meski demikian, dengan PDB per kapita yang terus meningkat, Luksemburg tetap menjadi salah satu negara dengan standar hidup tertinggi di dunia.
2. Makau
Di posisi kedua adalah makau. Kerap dijuluki Las Vegas-nya Asia, pernah digadang-gadang menjadi negara terkaya di dunia. Dahulu merupakan koloni Portugis, wilayah administratif khusus Republik Rakyat Tiongkok ini mengalami pertumbuhan ekonomi pesat setelah liberalisasi industri perjudian pada tahun 2001.
Dengan populasi sekitar 700.000 jiwa dan lebih dari 40 kasino yang beroperasi di wilayah seluas sekitar 30 kilometer persegi, Makau menjelma menjadi pusat perjudian dunia yang menghasilkan pendapatan luar biasa.
Namun, kejayaan Makau sempat terguncang oleh pandemi Covid-19. Pembatasan perjalanan global yang ketat mengakibatkan penurunan drastis jumlah wisatawan, sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Makau pun terpuruk. Akibatnya, pendapatan negara mengalami penurunan signifikan, bahkan sempat membuatnya keluar dari jajaran 10 negara terkaya di dunia.
Meskipun menghadapi tantangan berat, Makau berhasil bangkit kembali. Sektor pariwisata dan perjudian mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dan perekonomian kembali bergeliat. Daya beli per kapita di Makau, yang mencapai sekitar $125.000 pada tahun 2019, diperkirakan bahkan telah meningkat lebih tinggi saat ini.
3. Irlandia
Republik Irlandia memiliki populasi sekitar 5,3 juta jiwa, merupakan salah satu negara yang paling terpukul oleh krisis keuangan global pada tahun 2008-2009. Setelah melaksanakan langkah-langkah reformasi yang sulit secara politik, seperti pemangkasan besar-besaran gaji sektor publik dan restrukturisasi industri perbankannya, negara kepulauan ini berhasil memulihkan kesehatan fiskalnya, meningkatkan tingkat lapangan kerja, dan menyaksikan pertumbuhan PDB per kapitanya secara eksponensial.
Namun, penting untuk mempertimbangkan konteksnya. Irlandia merupakan salah satu surga pajak korporasi terbesar di dunia, yang lebih menguntungkan perusahaan multinasional daripada warga negara Irlandia rata-rata.
Pada pertengahan dekade 2010-an, banyak perusahaan besar Amerika Serikat, seperti Apple, Google, Microsoft, Meta, dan Pfizer, memindahkan tempat tinggal fiskal mereka ke Irlandia untuk 1 memanfaatkan tarif pajak korporasi yang rendah sebesar 12,5%, salah satu yang paling menarik di dunia negara maju.
Pada tahun 2023, perusahaan multinasional ini menyumbang lebih dari 50% dari total nilai tambah ekonomi Irlandia. Jika Irlandia menerapkan tarif pajak korporasi minimum sebesar 15% yang diusulkan oleh OECD dan telah diterapkan oleh banyak negara, maka negara ini akan kehilangan keunggulan kompetitifnya.
Meskipun kehidupan warga Irlandian terlihat makmur dan sejahtera, pendapatan per kapita rumah tangga nasional tetap sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata Uni Eropa menurut data dari OECD.
Dengan kesenjangan terlihat antara kelompok terkaya dan termiskin (20% populasi teratas menghasilkan hampir lima kali lipat pendapatan dibandingkan 20% terbawah), sebagian besar warga Irlandia kemungkinan akan menolak anggapan bahwa mereka termasuk di antara yang terkaya di dunia.
4. Singapura
Di Pposisi ke-4 jatuh pada Negara tetangga kita yaitu Singapura. Sebuah negara pulau kecil dengan populasi sekitar 5,3 juta jiwa, telah menjelma menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Perjalanan transformasinya begitu mengagumkan. Berawal dari sebuah negara merdeka dengan tingkat buta huruf yang tinggi pada tahun 1965, Singapura berhasil membangun dirinya menjadi pusat perdagangan, manufaktur, dan keuangan global melalui kerja keras dan kebijakan yang cerdas.
Keberhasilan ini menarik minat banyak orang berharta, termasuk Eduardo Saverin, salah satu pendiri Facebook yang memilih Singapura sebagai tempat tinggalnya. Lingkungan bisnis yang ramah dan kebijakan pajak yang menguntungkan, seperti pembebasan pajak atas keuntungan modal dan dividen, membuat Singapura menjadi surga bagi para investor dan pengusaha kaya.
Namun, pertumbuhan ekonomi Singapura tidak lepas dari tantangan. Pandemi Covid-19 sempat memberikan pukulan keras, menyebabkan ekonomi negara ini mengalami kontraksi pada tahun 2020.
Meskipun berhasil pulih dengan kuat pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi kembali melambat akibat perlambatan ekonomi di Tiongkok, salah satu mitra dagang utama Singapura. Hal ini berdampak signifikan pada sektor manufaktur, yang merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian negara.
Meskipun menghadapi tantangan, Singapura tetap menunjukkan ketahanan dan kemampuannya untuk beradaptasi. Dengan terus mendorong inovasi dan diversifikasi ekonomi, Singapura diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu negara terkemuka di dunia.
5. Qatar
Negara bagian wilayah Arab ini memiliki populasi sekitar 3 juta jiwa, telah lama menduduki peringkat sebagai salah satu negara terkaya di dunia berkat kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, terutama minyak dan gas. Meskipun menghadapi beberapa tantangan dalam beberapa tahun terakhir, seperti penurunan harga minyak dan dampak pandemi Covid-19, Qatar tetap menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat.
PDB per kapita Qatar sempat mengalami penurunan signifikan setelah harga minyak dunia anjlok pada tahun 2014. Namun, dengan cadangan minyak dan gas yang sangat besar, negara ini berhasil mengatasi tantangan tersebut dan terus meningkatkan pendapatan nasionalnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi sempat terhambat oleh pandemi Covid-19, yang berdampak pada sektor pariwisata dan perdagangan, serta dampak dari konflik global seperti perang di Ukraina, Qatar diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat dalam beberapa tahun mendatang.
Namun, kekayaan Qatar juga menghadirkan tantangan tersendiri. Ketergantungan yang tinggi pada sektor energi membuat ekonomi Qatar rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia. Selain itu, pandemi Covid-19 telah menyoroti ketidaksetaraan sosial di negara ini, terutama terkait kondisi hidup pekerja migran.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Qatar terus berusaha untuk diversifikasi ekonomi, mengembangkan sektor pariwisata, teknologi, dan investasi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor energi. Dengan upaya-upaya tersebut, Qatar diharapkan dapat mempertahankan posisinya sebagai salah satu negara terkaya di dunia dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
6. Uni Emirat Arab
Sebelum ditemukannya minyak pada tahun 1950-an, perekonomian Uni Emirat Arab (UEA) didominasi oleh sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan mutiara. Namun, penemuan minyak telah mengubah wajah negara ini secara drastis. Saat ini, UEA, dengan populasi yang sangat kosmopolitan, menikmati kekayaan yang signifikan.
Arsitektur tradisional Islam berpadu dengan pusat perbelanjaan mewah, sementara pekerja dari seluruh dunia tertarik untuk bekerja di negara ini karena gaji bebas pajak dan iklim yang cerah sepanjang tahun. Hanya sekitar 20% dari penduduk UEA yang merupakan warga negara asli.
Ekonomi UEA juga semakin diversifikasi. Selain sektor hidrokarbon yang tradisional, pariwisata, konstruksi, perdagangan, dan keuangan menjadi industri utama. Namun, bukan berarti UEA tidak terdampak oleh pandemi dan penurunan harga minyak global. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, UEA sempat keluar dari peringkat negara terkaya di dunia menurut IMF. Namun, seiring dengan pemulihan harga energi, UEA dengan cepat kembali menduduki posisi tinggi dalam daftar negara-negara terkaya dunia.
7. Swiss
Swiss, negara dengan populasi sekitar 8,8 juta jiwa, terkenal dengan sejumlah inovasi luar biasa, mulai dari cokelat putih, bobsleigh, pisau lipat Swiss Army, hingga mouse komputer. Kekayaan Swiss sebagian besar berasal dari sektor perbankan dan asuransi, pariwisata, serta ekspor produk-produk farmasi, perhiasan, logam mulia, instrumen presisi seperti jam tangan, dan mesin peralatan medis dan komputer.
Menurut Laporan Kekayaan Global Credit Suisse tahun 2023, Swiss kembali menempati peringkat teratas dalam hal rata-rata kekayaan per orang dewasa dengan angka yang sangat tinggi, yaitu $685.230. Lebih lanjut, sekitar satu dari enam orang dewasa di Swiss memiliki aset yang bernilai lebih dari satu juta dolar AS. Tidak mengherankan jika Swiss dianggap sebagai negara dengan kepadatan jutawan tertinggi di dunia.
Namun, apakah itu berarti Swiss kebal terhadap permasalahan ekonomi? Tentu saja tidak. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Swiss. Selain itu, perang di Ukraina, yang menyebabkan lonjakan harga energi dan gangguan rantai pasokan, juga memberikan tekanan pada perekonomian negara ini. Terlebih lagi, krisis perbankan Credit Suisse pada tahun 2022 telah mengguncang kepercayaan terhadap sektor keuangan Swiss.
Kenaikan suku bunga oleh Swiss National Bank (SNB) untuk mengatasi inflasi juga membawa konsekuensi, termasuk kenaikan biaya investasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi sementara negara tersebut sedang mengalami penurunan ekspor, terutama ke Jerman, mitra dagang terbesar kedua Swiss setelah Amerika Serikat, yang saat ini juga menghadapi tantangan ekonomi sendiri.
8. San Marino
Di posisi delapan adalah San Marino. Negara tertua di Eropa dengan populasi hanya sekitar 34.000 jiwa, merupakan salah satu negara terkecil di dunia. Meskipun berukuran kecil, San Marino termasuk dalam jajaran negara-negara dengan tingkat kekayaan per kapita yang tinggi.
Hal ini didukung oleh tarif pajak penghasilan yang sangat rendah, sekitar sepertiga dari rata-rata Uni Eropa (UE). Meskipun demikian, San Marino sedang berupaya untuk menyelaraskan hukum dan peraturan fiskalnya dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di UE dan standar internasional.
Negara kecil ini menunjukkan ketahanan yang luar biasa selama pandemi dan pasca pandemi, di tengah kondisi moneter yang ketat dan krisis energi. Sektor pariwisata dan manufaktur San Marino bahkan mencatatkan kinerja yang sangat kuat.
Daftar negara terkaya di dunia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Faktor-faktor seperti inovasi teknologi, sumber daya alam, kebijakan pemerintah, dan stabilitas politik sangat mempengaruhi kekuatan ekonomi suatu negara.
Meskipun ukuran wilayah bukanlah penentu utama kekayaan suatu negara, namun daftar di atas menunjukkan bahwa negara-negara kecil pun bisa menjadi sangat kaya jika dikelola dengan baik.