Honda Siapkan Diri Menuju Era Baru di 2027

Joan Mir – Luca Marini – Repsol Honda
Sumber :
  • www.motogp.com

Motogp, VIVA Banyuwangi –Musim 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Honda di ajang MotoGP, menandai musim ketiga tanpa satu pun kemenangan. Dengan hanya 75 poin di klasemen konstruktor dan tanpa podium, pabrikan motor terbesar di dunia ini mengalami penurunan performa yang signifikan dalam lima tahun terakhir.

Mengenal Tiga Pembalap Pendatang Baru di MotoGP™ 2025

Situasi ini semakin diperburuk dengan hengkangnya Marc Marquez pada akhir tahun 2023. Meski demikian, Honda tetap optimis bahwa motor RC213V mereka bisa mengalami kemajuan dalam dua tahun ke depan, terutama menjelang perubahan regulasi yang akan mengurangi kubikasi dari 1000cc menjadi 850cc pada 2027.

Lewis Duncan, seorang jurnalis senior dari Crash.net, menyatakan bahwa saat ini Honda perlu realistis. "Mereka harus siap mengalah pada 2025 dan 2026 dan fokus sepenuhnya pada persiapan untuk 2027," tuturnya. Sejarah mencatat bahwa ketika regulasi MotoGP mengalami perubahan besar, Honda sering kali tidak mampu beradaptasi dengan baik.

Mario Aji Kembali Berlaga di Moto2 2025

Contohnya, saat peralihan dari mesin 990cc ke 800cc, Honda mengalami masa-masa sulit yang berkepanjangan. Bahkan, pembalap legendaris Casey Stoner pernah mengeluhkan karakteristik motor yang terlalu bising pada era tersebut.

Menyikapi situasi saat ini, Duncan menekankan bahwa persaingan di MotoGP telah berubah drastis. Dulu, pembalap yang bergabung dengan tim pabrikan seperti Yamaha atau Honda hampir pasti meraih kemenangan. Namun, kenyataan kini berbeda.

Valentino Rossi Berpotensi Meriahkan Launching VR46 di Jakarta

Dalam transisi regulasi sebelumnya, Honda mengalami kesulitan yang signifikan. "Setiap kali ada perubahan, Honda sering kali menghabiskan dua atau tiga tahun pertama dengan hasil yang mengecewakan," tambahnya.

Ke depan, Honda dihadapkan pada tantangan besar mengenai investasi yang diperlukan untuk proyek pengembangan motor mereka agar bisa bersaing lebih baik. Namun, ada harapan bahwa rasa takut akan kegagalan di era aerodinamika saat ini bisa menjadi pendorong bagi Honda untuk bangkit kembali.

"Melihat sejarah Honda, mereka selalu menemukan cara untuk kembali kuat pada fase akhir penerapan regulasi, baik di era 500cc maupun 990cc," ungkap editor Peter McLaren.

Setelah bertahun-tahun mengalami kekalahan, mungkin saatnya bagi Honda untuk menunjukkan kapasitas teknis mereka. McLaren mencatat bahwa saat ada perubahan regulasi, Honda sering kali kesulitan pada awalnya, tetapi akhirnya mampu beradaptasi dan menunjukkan performa terbaiknya di akhir periode tersebut.

Namun, sekarang mereka kehabisan waktu, dan kehilangan sponsor utama Repsol dapat memicu manajemen Honda untuk segera bertindak.

Dengan tradisi teknik yang kuat, kehilangan sponsor Repsol bisa menjadi motivasi tambahan bagi Honda untuk membuktikan diri. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu menguasai teknologi baru dan membuat perangkat ketinggian pengendaraan serta aerodinamika berfungsi dengan baik.

Namun, pertanyaannya adalah apakah langkah tersebut akan memicu respon dari para petinggi Honda. Waktu akan memberikan jawabannya.

Jordan Moreland, manajer media sosial di Crash, menambahkannya, "Honda selalu bangga dengan warisan balap mereka. HRC ingin kembali ke jalur kemenangan, tetapi apakah mereka memiliki sumber daya yang cukup? Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama tanpa keberadaan pembalap bintang." Daya tarik Honda bagi banyak pembalap di masa lalu, seperti Casey Stoner dan Marc Marquez, menjadi kunci kesuksesan mereka.

Sejarah mencatat bahwa saat Valentino Rossi meninggalkan Honda pada 2004, pabrikan ini merasa sangat terguncang. Mereka percaya bahwa keberhasilan Rossi adalah hasil dari performa RC213V, padahal yang sebenarnya mereka butuhkan adalah pembalap top untuk meraih kesuksesan.