Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Resmi Ditangkap, Krisis Politik Memanas
- https://ichef.bbci.co.uk/ace/standard/753/cpsprodpb/vivo/live/images/2025/1/15/640a2b81-6e8f-461b-91d4-d84ffcc94afd.jpg.webp
Korea Selatan, VIVA Banyuwangi –Sebuah momen bersejarah sekaligus mengejutkan terjadi di Korea Selatan. Presiden Yoon Suk Yeol resmi ditangkap setelah kebuntuan dramatis yang berlangsung selama enam jam di kediaman resminya di Seoul. Penangkapan ini menjadi puncak dari krisis politik yang telah mengguncang negara itu sejak Desember lalu.
Presiden Yoon menghadapi tuduhan pemberontakan setelah mendeklarasikan darurat militer dalam situasi yang dianggap banyak pihak sebagai pelanggaran hukum. Langkah kontroversial ini memicu pemakzulannya oleh parlemen, memaksa Kantor Investigasi Korupsi (CIO) untuk turun tangan.
Drama Penangkapan di Kediaman Presiden
Pada pukul 04:20 waktu setempat, pasukan dari CIO dan kepolisian mengepung kediaman presiden, menghadapi pengawal bersenjata dan ratusan pendukung Yoon yang berusaha menghalangi akses. Negosiasi berlangsung alot, dengan ketegangan meningkat hingga pihak berwenang hampir mempertimbangkan langkah represif.
Namun, sekitar pukul 10:33, Yoon akhirnya menyerahkan diri. Dalam pernyataan video singkat yang dirilis sebelum penangkapannya, ia menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah dan menyerahkan diri demi mencegah kekerasan lebih lanjut. "Saya akan membuktikan bahwa tindakan saya sepenuhnya demi kepentingan bangsa," ujarnya.
Tuduhan Berat dan Masa Depan Politik
Yoon kini menghadapi tuduhan serius terkait pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara puluhan tahun. Menurut undang-undang Korea Selatan, pihak berwenang memiliki waktu hingga 48 jam untuk memutuskan apakah akan mengajukan surat perintah penahanan lebih lanjut.