Kenali Ragam Tradisi Unik Sambut Bulan Ramadhan di Beberapa Daerah Pulau Jawa
- IG: @protokol_setda_kudus
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Menjelang bulan suci Ramadhan, berbagai daerah di Pulau Jawa memiliki tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi-tradisi ini tidak hanya menjadi simbol penyambutan bulan penuh berkah, tetapi juga memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Berikut beberapa tradisi khas dari berbagai daerah di Jawa:
1. Tradisi "Dlugdag" Di Cirebon
Di Cirebon, Jawa Barat, Keraton Kasepuhan menggelar tradisi menabuh bedug yang dikenal dengan sebutan "Dlugdag" untuk menandai awal puasa Ramadhan. Tradisi ini melibatkan para patih dan abdi dalem keraton yang berkumpul di area Langgar Keraton Kasepuhan untuk menabuh bedug berusia ratusan tahun bernama Samogiri. Setiap lantunan suara bedug memiliki makna bagi masyarakat yang menanti datangnya bulan puasa. Tradisi "Dlugdag" telah berlangsung sejak masa Sunan Gunung Jati dan terus dilestarikan hingga kini.
2. Tradisi "Bajong Banyu" Di Magelang
Masyarakat Dusun Dawung, Banjarnegoro, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik bernama "Bajong Banyu" untuk menyambut Ramadhan. Dalam tradisi ini, tokoh masyarakat dan warga setempat mengambil air dari sendang (mata air) Dawung. Kegiatan ini melambangkan sukacita menyambut datangnya bulan suci sekaligus sebagai wujud pelestarian lingkungan. Tradisi ini juga diiringi dengan kirab oleh para seniman menuju sendang Dawung, menambah semarak suasana.
3. Tradisi "Dugderan" Di Semarang
Di Semarang, Jawa Tengah, terdapat tradisi "Dugderan" yang menjadi penanda dimulainya puasa Ramadhan. Tradisi ini ditandai dengan arak-arakan dan penabuhan bedug yang meriah. Masyarakat berkumpul untuk menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan budaya, menciptakan suasana semarak dalam menyambut bulan suci.
4. Tradisi "Tabuh Bedug" Di Kudus
Di Kudus, Jawa Tengah, masyarakat melestarikan tradisi menabuh bedug untuk menandai awal Ramadhan.radisi ini melibatkan penabuhan bedug secara serentak di berbagai masjid dan mushola, sebagai tanda dimulainya ibadah puasa. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat kebersamaan antarwarga.
Tadisi-tradisi tersebut mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Melalui pelestarian tradisi ini, nilai-nilai spiritual dan sosial terus terjaga, memperkuat ikatan komunitas dan menambah kekhidmatan dalam menjalankan ibadah puasa.