Mahakarya Animasi Abadi: 15 Film Studio Ghibli Berating Tertinggi Versi IMDb yang Wajib Ditonton
- www.imdb.com
Film, VIVA Banyuwangi – Studio Ghibli bukan hanya sekadar nama dalam industri animasi, melainkan sebuah legenda yang identik dengan kualitas artistik dan kedalaman naratif. Didirikan oleh para maestro Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan produser Toshio Suzuki pada 1985, studio asal Jepang ini secara konsisten melahirkan film-film yang tidak hanya memanjakan mata dengan visual gambar tangan yang khas, tetapi juga merangkul hati penonton dari segala usia melalui tema universal tentang kehidupan, hubungan antarmanusia, dan harmoni dengan alam.
Pengakuan dunia mencapai puncaknya ketika Spirited Away (2001) mencetak sejarah meraih Oscar sebagai Film Animasi Terbaik, membuktikan kekuatan Ghibli melintasi batas bahasa dan budaya.
Karya-karya Ghibli memiliki daya tarik magis yang tak lekang oleh waktu. Puluhan tahun setelah dirilis, film-filmnya terus ditonton ulang dan menginspirasi generasi baru. Bagi Anda yang ingin menyelami keajaiban Ghibli atau sekadar mencari rekomendasi tontonan berkualitas, berikut adalah 15 film mereka yang paling diakui berdasarkan rating IMDb, masing-masing menyajikan dunia dan cerita unik yang tak terlupakan:
1. Spirited Away (2001) - (Rating IMDb: 8.6/10)
Karya monumental Hayao Miyazaki ini mengisahkan Chihiro, gadis muda yang terperangkap di dunia roh setelah orang tuanya dikutuk menjadi babi. Untuk bertahan hidup dan menyelamatkan keluarganya, ia harus bekerja di sebuah pemandian ajaib yang penuh dewa dan makhluk aneh, memulai perjalanan luar biasa tentang keberanian, persahabatan, dan penemuan diri di tengah dunia fantasi yang sureal dan memukau.
2. Grave of the Fireflies (1988) - (Rating IMDb: 8.5/10)
Sebuah mahakarya menyayat hati dari Isao Takahata yang menggambarkan dampak tragis Perang Dunia II melalui mata dua anak yatim piatu, Seita dan adiknya Setsuko. Setelah kehilangan rumah dan ibu mereka dalam serangan bom di Kobe, keduanya berjuang mati-matian untuk bertahan hidup di tengah kelaparan dan ketidakpedulian, menyajikan potret pilu tentang kehilangan kepolosan dan ikatan persaudaraan yang rapuh di masa perang.