Berat Badan Naik Setelah Berpuasa, Inilah yang Sebenarnya Terjadi
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –dr.Hidayanto Perdana,Sp.JP RSUD Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Bulan Ramadhan penuh berkah karena di bulan ini semua mukmin berpuasa, bersemangat beribadah melakukan amal-amal kebaikan dan bersama komunitasnya membentuk lingkungan yang lebih sehat secara jasmani dan rohani.
Anehnya kebutuhan bahan makanan meningkat mungkin karena kebutuhan membagikan juga meningkat, walaupun setiap tahun menjelang puasa harga bahan pokok meningkat tapi masyarakat memaklumi.
Kebutuhan pakaian juga meningkat, sehingga volume perdagangan pakaian sebulan mampu menyamai sebelas bulan. Dari segi ilmu sosial fenomena luar biasa ini tidak dijumpai di bulan lain.
Sederhananya berpuasa adalah merubah pola makan dari siang hari ke malam.
Walaupun mengurangi asupan makan dan minum, tidak berarti puasa menyiksa fisik dengan membuat kekurangan energi dan membuat dehidrasi.
Justru perubahan pola ini memberikan pelatihan kepada tubuh supaya bisa memunculkan potensi optimalnya.
Dari segi ilmu metabolisme, puasa dapat dianggap perubahan sumber energi utama tubuh dari gula darah kepada pemanfaatan cadangan lemak.
Sebagian besar manusia sehat dapat bertahan hidup tanpa minum selama beberapa hari sampai satu minggu, dengan syarat tidak terpapar pada kondisi yang sangat panas atau aktivitas fisik yang berat.
Tubuh manusia memiliki cadangan air di dalam jaringan dan organ seperti kulit, usus, ginjal.