Mengulik Sejarah Pecel dan Variannya, Bikin Kamu Tambah Cinta Kuliner Indonesia
- https://www.pexels.com/photo/cooked-food-on-green-vegetable-11013145
Kuliner, VIVA Banyuwangi – Pecel adalah makanan yang terdiri dari sayuran rebus seperti kacang panjang, kangkung, bayam, daun kemangi, daun singkong dan taoge, yang disiram dengan kuah sambal kacang. Pecel lazim ditemukan di Jawa, khususnya di Karesidenan Madiun dan sekitarnya.
Kini, pecel tidak hanya ada di Madiun dan sekitarnya. Makanan ini telah menyebar ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Setiap daerah mengembangkan variasi pecel dengan rasa dan kekhasan yang berbeda, seperti di Jawa Timur yang cenderung lebih pedas dan asin, sedangkan di Jawa Tengah rasanya lebih manis dan gurih.
Pecel disebut sudah ada sejak abad ke-9 Masehi dan sangat populer di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Kata pecel berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘tumbuk’ atau dihancurkan dengan cara ditumbuk.
Makanan ini pertama kali tercatat dalam Kakawin Ramayana pada era kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Raja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-930 M). Pecel juga disebut dalam beberapa prasasti penting seperti Prasasti Taji Ponorogo (901 M), Prasasti Siman dari Kediri (865 S/943 M), Babad Tanah Jawi (1647 M), dan Serat Centhini (1742 S/1814 M).
Sejak saat itu, pecel terus dilestarikan sebagai makanan hingga saat ini. Kini, varian pecel sangat beragam. Beberapa ragam varian yang populer, diantaranya,