Menjelajah Cita Rasa Brem, Makanan Khas Madiun yang Melegenda
- https://terbitkanbukugratis.id/puspa/08/2022/madiun-dan-brem-madiun/
Kuliner, VIVA Banyuwangi – Madiun tak hanya dikenal sebagai ‘Kampung Pesilat’. Tidak juga selalu identik dengan pecel. Kota yang menjadi pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu juga memiliki ikon kuliner lain yang tak kalah menggoda, brem. Setiap berkunjung atau mampir ke Madiun, kini orang lazim membawa brem sebagai salah satu oleh-oleh khas.
Tak sekadar kudapan tradisional, brem adalah cermin budaya, cita rasa leluhur yang kini kembali bersinar di tengah gempuran jajanan modern. Di balik setiap potongan brem, tersimpan cerita tentang ketelatenan, kearifan lokal, dan semangat pelestarian warisan kuliner Nusantara.
Brem diperkirakan berasal dari Desa Kaliabu (Mejayan) dan Desa Bancong (Wonoasri). Nama brem diambil dari kata ‘peram’, sebutan untuk proses pembuatan brem dengan ‘memeram’ bahan-bahan selama 7 hari. Kata peram kemudian dalam bahasa Jawa menjadi ‘prem’ dan makanannya bernama ‘brem’.
Bahan baku brem terdiri dari beras ketan putih, ragi tape, dan soda kue. Proses fermentasi beras ketan menjadi tape ketan berlangsung selama 7 hari. Proses yang cukup lama ini juga menjadi salah satu sebab tak banyak merk brem baru bermunculan. Bahkan, pada masa pandemi covid-19, disebut ada sekitar 40 UMKM brem di pusat sentra industrinya.