5 Fakta Menggila tentang Sambal Tempoyak yang Bikin Pecinta Rasa Ekstrem Ketagihan Abis!
- https://img-global.cpcdn.com/recipes/d88d73bd9e636262/680x482cq70/sambal-tempoyak-khas-bengkulu-foto-resep-utama.jpg
Kuliner, VIVA Banyuwangi – Siapa bilang durian hanya bisa dinikmati segar? Di balik aroma menyengat yang kontroversial, tersimpan sebuah rahasia kuliner yang telah menjadi warisan budaya tak benda UNESCO: sambal tempoyak! Kombinasi unik fermentasi durian dengan cabai ini menciptakan ledakan rasa yang mampu membuat siapa saja yang mencicipinya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Bagi pecinta rasa ekstrem yang menginginkan pengalaman kuliner menantang, sambal tempoyak adalah jawaban yang tepat dengan perpaduan pedas, asam, dan tajam yang tak terlupakan.
1. Warisan Berusia Ratusan Tahun dari Tanah Melayu
Tempoyak telah disebutkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan pokok masyarakat Terengganu sejak tahun 1836. Seperti banyak produk makanan fermentasi di kawasan ini (misalnya belacan, pekasam, cincalok, budu, dan tapai), tempoyak mungkin ditemukan secara tidak sengaja; dari durian berlebih yang tidak dikonsumsi dan kemudian difermentasi, selama musim durian berlimpah di kawasan tersebut.
Di Indonesia, tempoyak sangat populer di Palembang, dan juga di kota dan provinsi lain di Sumatera seperti Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung dan juga Pontianak di Kalimantan. Tempoyak erat kaitannya dengan identitas Melayu, terlepas dari tempat mereka tinggal, dan merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari komunitas Melayu di Indonesia yang biasa disajikan pada upacara tradisional, perayaan pernikahan, atau acara besar.