ChatGPT Bisa Menyebabkan Brain Rot? Hindari Penggunaan Berlebih!
- https://uir.ac.id/merebaknya-penggunaa-chat-gpt-pahami-apa-itu-chat-gpt.html
Gaya hidup, VIVA Banyuwangi – Teknologi semakin canggih kerja semakin cepat selesai. Kira-kira begitu yang diinginkan dari sistem kerja modern kita sekarang. Apakah baik? Belum tentu! Cepat selesai tidak selalu dengan proses yang matang dan hasil berkualitas, bisa jadi hanya mengandalkan efisien alias instan hanya demi “kejar tayang” kerjaan.
Fenomena itu lah yang terjadi saat ini dengan penggunaan ChatGPT atau AI. Karena tools ini (ChatGPT) bisa membuat pekerjaan menjadi lebih singkat bahkan tanpa harus melalui proses kreatif yang panjang. Zaman yang serba cepat dan kompetitif ini menjadikan manusia membutuhkan bantuan robot untuk mendukung pekerjaannya supaya instan atau cepat beres. Tapi ingat, dampaknya cukup besar, lho!
Yap, penggunaan robot berlebih akan menurunkan kualitas kerja otak kita. Stress yang biasa merangsang otak untuk berpikir dan membuat keputusan tidak terjadi lagi yang mengakibatkan otak jadi malas berpikir bahkan bodoh. Ini bisa menyebabkan brain rot.
Apa Benar ChatGPT Menyebabkan Brain Rot?
Brain rot itu pembusukan otak? Ya, benar! Dalam International Journal of Research Publication and Reviews (2024), peneliti mengatakan seseorang yang melakukan interaksi atau mengonsumsi digital berlebihan dan berefek menjadi ketergantungan dapat menurunkan kognisi otaknya, dan ini disebut brain rot. Istilah ini memang tidak ilmiah tapi istilah ini selain menggambarkan kelelahan kognitif, seseorang juga akan mengalami ketegangan mental akibat dari sangatnya bergantung pada teknologi atau digital.