Usaha Rumahan Endhog Endhogan Bikin Dapur Mengepul

Novi Susianti bersama kreasi bunga telurnya yang menarik
Sumber :
  • Siti Nur Aisyah Ivayanti/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Peka terhadap kondisi serta permintaan pasar, mungkin bisa jadi peluang bagus untuk meraup cuan. Bahkan usaha tersebut bisa menjadi pemasukan pasti penyelamat dapur.

Ratusan Atlet Renang Banyuwangi Adu Cepat dalam Kejuaraan Renang Akuatik

Adalah Novi Susianti yang memiliki keuletan dalam meraih cuan pada momentum tertentu.

Warga Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan Kota, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tersebut bisa meraup cuan yang cukup menjanjikan.

Ratusan Pelari Ikuti FIKKIA RUN 2024 di Banyuwangi

"Sebagai ibu rumah tangga, kita harus kreatif untuk membantu suami," ujar Novi Susianti atau biasa dipanggil Mbak Pipit.

Bermula dari pesanan seorang guru saat anaknya masih sekolah Taman Kanak-kanak (TK) untuk dibuatkan bunga telur atau endhog endhogan saat menyambut Maulid Nabi.

Tinjau Banjir Sukamade, Bupati Ipuk Pastikan Ketersedian Logistik Warga Terdampak

"Waktu itu bunga telur masih didominasi kertas jadi hasilnya kurang awet, cepet rusak," tutur Mbak Pipit.

Ternyata pesanan pertama tersebut menjadi peluang rejeki untuk tahun berikutnya saat momentum Maulid Nabi.

"Sejak saat itu, pesanan bunga telur semakin banyak dan meningkat," kata Mbak Pipit saat berbincang dengan Banyuwangi.viva.co.id.

Seiring tingginya permintaan, bunga telur kreasi warga Tukang Kayu tersebut semakin meningkatkan kualitasnya.

"Sekarang sudah menggunakan kain. Jadi hasilnya lebih bagus dan lebih tahan lama," ungkap Mbak Pipit.

Peningkatan kualitas tersebut ternyata juga diiring peningkatan pesanan dari sejumlah pedagang di pasar tradisional Banyuwangi Kota.

"Pesanan awal sudah 10 ribu buah dan ini sudah lebih dari 50% diproduksi," cerita Mbak Pipit disela-sela produksinya.

Saat menjelang perayaan Maulid Nabi, biasanya ada tambahan pemesanan dari pedagang yang sudah kehabisan stok dagangan.

"Saya produksi terus walaupun yang 10 ribu sudah selesai. Karena tahun-tahun sebelumnya ada tambahan pesanan," harap Mbak Pipit.

Usaha rumahan ini ternyata sudah dijalani selama 10 tahun lebih dan pesanan terus bertambah.

"Alhamdulillah, tahun lalu pesanan hanya 8 ribu dan sekarang sudah lebih dari 10 ribu," ucap syukur Mbak Pipit.

Untuk 1 biji endhog endhogan, biasanya dijual dengan harga 2 ribu rupiah untuk pedagang.

Ide kreatif dan bisa memanfaatkan momentum ternyata bisa menghasilkan cuan yang cukup menjanjikan.

Bukan tidak mungkin, usaha rumahan yang awalnya hanya iseng bisa berkembang menjadi usaha yang lebih besar lagi.