Menguak Sisi Gelap Proteksi Berlebihan, Gaya Parenting Pemicu Kecemasan Pada Anak
- Freepik: @freepik
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Perjalanan mengasuh anak adalah proses penuh coba-coba, didasari niat baik dan harapan akan masa depan cerah sang buah hati. Namun, tanpa disadari, beberapa pola pengasuhan justru dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada perkembangan emosional anak.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Psychology menyoroti salah satu gaya pengasuhan yang umum, namun secara statistik, terbukti memiliki efek merugikan lebih besar daripada manfaatnya. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pola asuh yang terlalu protektif cenderung menghasilkan anak-anak yang rentan marah dan cemas.
Penelitian ini, yang melibatkan orang dewasa muda di Italia dengan usia rata-rata 22 tahun, menemukan korelasi kuat. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu protektif cenderung kurang mampu mengelola emosi seperti amarah. Kondisi ini pada gilirannya berkontribusi pada tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan kepuasan hidup yang lebih rendah saat mereka beranjak dewasa.
Dikutip dari artikel lifestyle.bisnis.com, para peneliti mengidentifikasi gangguan ikatan antara orang tua dan anak akibat pola asuh yang berlebihan ini sebagai akar masalah. Gangguan ikatan semacam itu mengakibatkan peningkatan kecemasan, ekspresi kemarahan yang lebih sering, dan kepuasan hidup yang menurun. Sebaliknya, ikatan orang tua-anak yang sehat—yang dicirikan oleh hubungan penuh kasih sayang dan komitmen untuk memastikan pertumbuhan optimal anak merupakan fondasi krusial bagi perkembangan emosional yang seimbang.
Jurnal tersebut menggarisbawahi bahwa dalam membangun ikatan, orang tua seyogianya menciptakan dasar kepercayaan yang akan memandu semua hubungan anak di masa depan. Namun, pola asuh yang terlalu protektif justru dibangun di atas fondasi ketidakpercayaan, dan di sinilah letak kesalahan fatalnya. Studi ini menemukan bahwa partisipan yang memiliki tingkat ikatan yang lebih tinggi dengan ibu atau ayah mereka menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengendalikan dan mengekspresikan perasaan marah, berujung pada tingkat kecemasan yang lebih rendah dan kepuasan hidup yang lebih besar.