Gundam Thunderbolt, Film Perang Berbalut Sains Fiksi
- https://www.youtube.com/watch?v=EmJ9D8fXho8
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Mobile Suit Gundam merupakan salah satu franchise paling terkenal dari Negara Jepang. Mengenai manusia di masa depan dengan peperangan robotnya. Namun lebih dari itu, melalui peperangan robot ini ternyata franchise ini memiliki tema yang kuat mengenai politik. Kali ini cerita tersebut disampaikan dalam Gundam Thunderbolt.
Sebagai awalan, ulasan ini akan mengenai Gundam Thunderbolt December Sky (2016) dan Bandit Flower (2017).
Film Gundam yang disutradarai oleh Ko Matsuo kali ini mengambil cerita peperangan yang terjadi di sektor Thunderbolt. Io Fleming (Yuichi Nakamura) sebagai pilot Gundam Federation mendapat kesempatan untuk mengendalikan prototype baru. Di sisi lain, Darryl Lorenz (Ryohei Kimura) sebagai pilot Gundam Zeon harus mempertahankan diri dari setiap serangan Gundam Federation. Film akan menunjukan bagaimana kedua pihak mempertahankan dan menyerang daerahnya masing-masing.
Kejam, Mengerikan, Menyedihkan, menjadi kata-kata yang bisa menggambarkan Gundam Thunderbolt. Cerita Gundam kali ini benar-benar paham bagaimana cara menggambarkan pahitnya perang. Meskipun hadir dengan adanya robot-robot raksasa dengan desain yang sangat indahnya, film ini tidak memberikan gambaran perang yang terlihat “Keren” yang menjadi kekuatan utama film ini.
Rasanya sudah sangat lama menonton sebuah cerita sains fiksi yang benar-benar menggambarkan perang sepahit ini. Gundam Thunderbolt dengan robot-robot raksasa dan segala senjatanya menunjukan bahwa senjata-senjata tersebut adalah barang-barang berbahaya yang bisa merenggut nyawa seseorang. Cara film ini menggambarkan kematian pun tidak dibuat biasa saja atau terlalu dramatis. Tiap kematian yang ada memiliki efek “shock-nya” tersendiri.