Segarnya Dawet Jabung, Cita Rasa Tradisional Ponorogo yang Melegenda
- https://pixabay.com/id/photos/es-cendol-dawet-minuman-segar-dawet-7478754/
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Sudah menjadi minuman lokal yang legendaris, Dawet Jabung memiliki perpaduan rasa, sejarah dan kebudayaan yang menyatu. Minuman khas Ponorogo ini kaya akan tradisi dan budaya yang telah bertahan hingga puluhan tahun.
Dalam setiap sajian, terdapat campuran yang menggugah selera, seperti cendol, bubur ketan, potongan nangka, dan gempol (ketan). Ditambah dengan siraman kuah santan, dan pemanis berupa gula merah cair atau air gula, serta sedikit sentuhan garam yang menambah kesempurnaan rasa.
Berbeda dengan cendol pada umumnya yang seringkali berwarna hijau, cendol dalam Dawet Jabung memiliki warna putih memukau. Hal ini disebabkan oleh bahan utamanya yang terbuat dari tepung beras alami tanpa tambahan bahan pengawet.
Proses penyajiannya juga tidak kalah menarik, dengan menggunakan mangkok kecil yang memberikan kesan klasik dan autentik. Cita rasanya yang khas, gurih, dan segar membuatnya tak lekang oleh waktu, bahkan di tengah serbuan minuman kekinian.
Nama Dawet Jabung diambil dari nama asal dawet ini diproduksi, Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo. Di sinilah awal mula minuman tradisional ini dikenal luas. Sejak puluhan tahun lalu, warga setempat telah menjual dawet di pasar-pasar tradisional dan pinggir jalan, hingga akhirnya namanya melekat sebagai identitas kuliner khas daerah.
Versi lain menyebut, bahwa minuman ini telah ada sejak abad ke-15. Minuman ini semakin menjadi terkenal setelah diperkenalkan dan digunakan oleh bupati pertama Ponorogo, Bathoro Katong menjamu para tamu kerajaan. Sejak saat itu, ketenaran Dawet Jabung terkenal hingga keluar Ponorogo.
Terlepas dari perbedaan versi sejarah, Dawet Jabung telah menjadi identitas kuliner khas Ponorogo hingga saat ini. Selain satat sejarah, Dawet Jabung terkenal karena unik dan berbeda dari dawet-dawet lainnya.