Rencana Renovasi Alun-Alun, Jember Bangkit: Lebih Baik Tingkatkan Destinasi Wisata
- Sugianto
Jember – Rencana renovasi Alun-alun Jember dengan anggaran sekitar 7 miliaran, mendapat kritikan dari salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jember Bangkit.
Ketua LSM Jember Bangkit, Agus Maiendra Paath menyatakan, jika renovasi yang memakan anggaran lumayan besar ini dinilai kurang tepat.
Menurutnya, rusaknya alun-alun tanaman atau rerumputan itu dikarenakan digunakan tempat Taman Hiburan Rakyat (THR) yang dihuni ratusan Pedagang Kaki Lima.
“Alun-alun itu mau dibuat apalagi, jadi alun-alun sudah cukup seperti itu, rusaknya kemarin karena ada THR itu,” kata Agus, Selasa (6/6/2023).
Dengan anggaran berkisar 7 miliaran itu, lebih baik untuk meningkatkan destinasi wisata rembangan, yang juga merupakan milik Pemerintah Kabupaten Jember.
“Milik Jember salah satunya rembangan, namun supaya maju bagaimana, dibuat jalan alternatif atau bagaimana bus pariwisata masuk ke area rembangan,” pesannya.
Dengan potensi yang dimiliki wisata rembangan, otomatis dapat meningkatkan Pedapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jember.
“Kalau bus pariwisata bisa masuk kesana malah menguntungkan. Dari pada dibuat renovasai alun-alun malah mubadzir atau sia-sia,” tegasnya.
Terkait dengan meluapnya saluran air sungai di alun-alun, Agus menyatakan, saluran harus dibenahi karena memang banyak buntu, atau sampah atau kotoran yang buang sembarangan hingga tidak mampu menampung.
Sebenarnya, para PKL itu boleh menempati trotoar dipinggir jalan, tapi harus dibelakangnya trotoar, bukan trotoar dibuat PKL.
Agus menegaskan, sebaiknya saluran di sekitar alun-alun Jember di normalisasi. Selain itu, bangunan dipinggir saluran itu jangan sampai ada bangunan yang melebar ke sungai.
“itu juga yang membuat banjir dan airnya meluap, karena banyak bangunan dan sungai menyempit. Coba bangunan yang dipinggir sungai yang tidak ada izin, libas saja sudah,” tegasnya.
Kalau dilihat dari hulu sungai alun-alun di wilayah patrang, banyak bangunan yang tidak karu-karuan.
Jadi menurut Agus, percuma merenovasi alun-alun, karena sudah bagus. Dari pada menghabiskan anggaran 7 miliaran, lebih baik dilarikan ke peningkatan destinasi wisata rembangan.
“Karena 7 miliar itu banyak sekali,” tutupnya.