Harapan Petani Boreng Pupus Sudah, Saluran Air Kering Ini Sebabnya?

Saluran Air Menuju Desa Boreng Kering
Sumber :
  • Achmad Fuad Afdlol/viva banyuwangi

Lumajang, VIVA Banyuwangi - Pupus sudah harapan ratusan warga petani Desa Boreng, Desa Blukon, Kecamatan Lumajang dan sekitarnya masih belum menjadi kenyataan. Sebab saluran air yang mengairi sawah mereka masih dalam kondisi kering tanpa air mengalir.

Air Terjun Tumpak Sewu: Keajaiban Tirai Air di Lereng Semeru

Padahal sebelumnya, saluran air ini normal tidak ada persoalan, kenapa sudah beberapa tahun terakhir selalu kesulitan air, akibatnya ratusan hektar sawah di Desa Boreng dan sekitarnya tidak bisa terairi dari sungai Boreng ini, disebabkan sungainya kering tidak ada air.

“Dulunya sungai ini normal, mengairi lahan pertanian sawah petani di situ,” kata Hasyim seorang petani asal Desa Boreng kepada media ini, Minggu (30/7/2023).

Lumajang: Menyingkap Pesona Alam Tersembunyi di Kaki Gunung Semeru

Kondisi ini sangat disesalkan oleh para petani, dikarenakan hanya membangun saja tanpa ada hasil manfaatnya bagi petani. Sementara pelaksana pekerjaan proyek rehab jaringan irigasi ini.

Pada tahun 2023 ini, jaringan irigasi sungai Boreng dilakukan rehab oleh Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Lumajang, khusus untuk pekerjaan membenahi plengsengan sungai yang rusak dan jebol.

7 Keajaiban Alam yang Wajib Dikunjungi di Lumajang

Proyek rehab jaringan irigasi Boreng ini dikerjakan oleh CV Adka Jaya dengan biaya Rp 178 juta. Sayangnya pekerjaan ini tidak tepat sasaran dikarenakan tidak menyelesaikan dari pokok permasalahan yang ada saat ini, tetapi malah membangun plengsengan di posisi hilir yang kering hampir menjadi daratan.

Pantauan dari Lembaga Swadaya Masyarakat Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LSM LBSI) Kabupaten Lumajang melihat hal ini tidak masuk ke dalam pokok permasalahannya, sebab air tidak dapat mengalir dari hulu kali asem ke jaringan irigasi sungai Boreng.

“Ini dikarenakan di bagian atas sungai Boreng banyak sumbatan yang mengering dan aliran airnya mati dan posisi lahan pertanian petani lebih tinggi dari saluran plengsengan yang  baru dibangun,” ungkap As’ari, perwakilan LSM LBSI ketika meninjau terkait dengan pembangunan saluran tersebut, siang tadi.

Pekerjaan proyek ini berakhir bulan Juni 2023 lalu, dan hasilnya seperti bangunan mati yang tidak berfungsi, tidak ada air yang mengalir mengairi sawah petani dari saluran irigasi yang baru dibangun, di hulu buntu di hilir nampak seperti semak belukar bukan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Sementara itu, Direktur CV Adka Jaya, Junaedi selalu enggan ditemui dan terkesan menghindar kepada wartawan atau LSM, manakala mau dikonfirmasi terkait proyek ini.