Lomba Gerak Jalan Tradisional Jajag-Banyuwangi Ditiadakan

Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi
Sumber :
  • Moh. Hasbi/Viva Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Abdul Azis Hamidi Kepala Dinas Pemuda dan olahraga (Dispora) mengatakan Kegiatan Pemerintah daerah lomba Gerak jalan teadisional tetap digelar dengan bentuk berbeda yakni digantikan dengan lomba kreasi Baris berbaris yang dilaksanakan di dalam Ruangan

Tradisi dan Warisan Budaya Menarik di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

"Kegiatan Lomba baris berbaris tetap kami laksanakan, Namun tidak dilaksanakan di Jalan raya atau yang dikenal Gerak Jalan tradisional dengan menyusuri jarak tempuh berkilo - kilo meter seperti tahun lalu," kata Abdul Aziz saat dimintai keterangan saat ditemui di kantornya, Jum'at 11 Agustus kemarin.

Hal itu melihat adanya keluhan dari masyarakat sehingga lomba baris berbaris yang diikuti pesertanya tingkat pelajar. 

Mengenal Lebih Dekat Pesona Budaya Agam: Dari Tari Eksotis hingga Ritual Unik

"Rencananya untuk kegiatan LKBB ini digelar di Gor Tawang alun yang diikuti siswa SMP dan SMA," jelasnya.

Aziz menyebut perubahan lomba baris berbaris gerak jalan tradisional diganti dengan bentuk yang berbeda karena adanya keluhan masyarakat, yang mana dengan lomba gerak jalan tradisi di Jalan Raya menganggu lalulintas kendaraan yang sedang melintas.

Keindahan Budaya Tapanuli Tengah: Tradisi, Tari, dan Ritual yang Menggugah

"Selain mengganggu lalu lalang, banyaknya sampah berserakan di sekitar Jalan raya setelah kegiatan selesai, apalagi melihat saat ini volume kendaraan yang melintas cukup banyak. Sehingga ini menjadi sebuah pertimbangan bagi pemerintah Daerah tetap menggelar lomba baris berbaris LKBB tersebut," jelasnya.

Diketahui sebelumnya gerak jalan tradisional yang titik start mulai Jajag dan Finish di depan Kantor Bupati, tentunya dengan apa yang dikeluhkan oleh masyarakat termasuk dari para peserta dengan jarak tempuh kurang lebih 75 Kilometer keberatan.

"Disamping memperebutkan menjadi pemenang harus mengikuti ketentuan dari pihak panitia pelaksana, karena semua peserta dalam perlombaan juga dinilai oleh para juri dengan ketentuan penilaian termasuk mulai dari kekompakan regu dan lain sebagainya," pungkasnya.

Tetap panitia pelaksana tingkat kabupaten semua agenda rangkaian kegiatan Agustusan terus mencari inovasi, sehingga dengan momentum pesta rakyat di hari bersejarah Negara Indonesia ingin merdeka tepat 17 Agustus jadi catatan sejarah.

" Banyak hal yang dapat kita perbuat di Bulan Agustus selain mengenang jasa para pahlawan berani mati untuk terbebas dari jeratan penjajah, sah tepat tanggal 17 Agustus 1945 melaui Presiden pertama Ir. Soekarno dengan pidatonya,"pungkasnya.