Disbudpar Panggil Pelaku Wisata Gunung Ijen Imbas Isu Negatif di Ruang Publik

- Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Dunia pariwisata Banyuwangi tengah menjadi sorotan terkait banyaknya keluhan wisatawan terkait makin sulitnya mereka menjumpai blue fire yang menjadi ikon pariwisata di Gunung Ijen.
Bahkan, beberapa waktu belakangan ramai pula isu blue fire dipadamkan secara sengaja oleh para penambang belerang agar si api biru tak muncul.
Menindaklanjuti isu yang kian santer di masyarakat, terutama melalui media sosial, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi menggelar rapat koordinasi dengan beberapa pihak terkait.
Di antaranya adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), pelaku pariwisata, hingga perusahaan sebagai industri yang menaungi para penambang belerang.
Sebagai salah satu pelaku pariwisata yang turut hadir, Ijen Tourism Cluster (ITC) mengurai hasil rapat yang disebutnya masih belum menemukan titik solusi, namun demikian sudah terdapat beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi solusi.
"Kita membuat rencana untuk penguatan infrastruktur terkait titik blue fire itu nanti titiknya akan ditentukan sendiri khusus untuk yang pariwisata, sehingga tidak menganggu aktifitas penambangan" terang CEO ITC John Eva Yulianto kepada banyuwangi.viva.co.id.
Penguatan infrastruktur yang ia maksud adalah melakukan perawatan titik lubang sulfur yang menjadi lokasi munculnya blue fire, di mana dalam pertemuan tersebut, dari ratusan lubang sulfur, titik yang biasa disebut "kodim" menjadi satu-satunya yang terpilih.