Ketua Pendopo Semar Nusantara Sesalkan Video Viral Joget DJ dengan Pakaian Tari Gandrung

Uny Saputra Ketua Pendopo Semar Nusantara
Sumber :
  • Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Pakaian dalam Tari Gandrung Osing bukan sekadar kostum pertunjukan, tetapi memiliki makna sakral yang mencerminkan identitas budaya serta spiritualitas masyarakat Banyuwangi. Namun, kesakralan ini tercoreng setelah beredar video di media sosial yang memperlihatkan seorang penari menggunakan busana Gandrung untuk berjoget dengan iringan musik DJ. 

Punya Banyak Program Inovatif, Banyuwangi Jadi Lokus Pengabdian Masyarakat Mahasiswa UNAIR dan Malaysia

Dalam video tersebut, penari tampak mengenakan busana khas Gandrung yang terdiri dari beludru hitam dengan ornamen emas, cuaman tidak memakai omprog (mahkota). Namun, alih-alih menampilkan gerakan tari Gandrung yang penuh makna, penari justru berjoget dengan gaya yang jauh dari esensi tarian tradisional Banyuwangi. 

Ketua Pendopo Semar Nusantara, Uny Saputra, menyesalkan tindakan tersebut dan menilai bahwa penggunaan pakaian Tari Gandrung di luar konteksnya dapat mencederai nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun. 

Brutal! Pengemudi Travel Tabrak Motor di Alasmalang, Korban Luka Parah dan Pelaku Kabur

"Busana Tari Gandrung bukan sekadar kostum pertunjukan, melainkan bagian dari warisan budaya yang sakral. Setiap elemen dalam pakaian ini memiliki makna mendalam, termasuk simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta. Sangat disayangkan jika kesakralan ini justru digunakan untuk berjoget dengan iringan musik DJ yang tidak sesuai dengan esensi Gandrung," tegas Uny Saputra. 

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian budaya agar tidak melenceng dari nilai-nilai aslinya. 

Pohon Besar Tumbang di Jalan Banyuwangi-Rogojampi, Timpa Mobil dan Sebabkan Kemacetan

"Kami berharap masyarakat lebih menghargai budaya lokal. Jika ada yang ingin berekspresi dalam seni, sebaiknya tetap menghormati tradisi yang ada. Jangan sampai budaya kita justru direduksi maknanya hanya demi konten viral di media sosial," tambahnya. 

Tari Gandrung Osing sendiri merupakan bagian penting dari identitas masyarakat Banyuwangi, yang tak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai ritual ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Sebelum resmi menjadi penari Gandrung, seseorang harus melalui upacara sakral yang dikenal sebagai Meras Gandrung, yang menandakan bahwa tarian ini memiliki dimensi spiritual yang kuat. 

Kasus ini memicu perdebatan di kalangan pegiat budaya dan masyarakat Banyuwangi. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang dan ada kesadaran bersama untuk menjaga kesucian serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap elemen seni tradisional Banyuwangi.