Rektor Unika Menolak Permintaan Polisi Untuk Pembuatan Video Memuji Presiden Jokowi

Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto
Sumber :
  • Didiet Cordias/ tvOne

Semarang, VIVA Banyuwangi – Diduga diminta membuat video pujian terhadap Presiden Jokowi oleh Polisi, reaksi keras diberikan Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto. Unika menolak pembuatan video itu karena tidak ingin berpihak pada Pasangan Calon (Paslon) dalam Pemilu 2024.

Quick count: Inovasi Statistik yang Merevolusi Pemilu di Indonesia

Penolakan pembuatan video apresiasi terhadap Presiden Jokowi juga didasari atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

 

Danlanal Banyuwangi Ikuti Patroli Skala Besar Gabungan Tni Polri Menjelang Pilkada Serentak Tahun 2024.

Hal tersebut terbukti dengan adanya Keputusan dari Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menetapkan Mantan ketua MK, Anwar Usman diduga telah melakukan pelanggaran etik.

 

Patroli Gabungan TNI-Polri Pastikan Kamtibmas di Situbondo Aman pada Tahap Masa Tenang dan Jelang Coblosan

“Nah itu kebenaran kan. Tapi, Ketika ada hal-hal sesuatu yang kurang pas dengan prinsip kebenaran maka kami harus menyuarakannya,” ujar Ferdinandus saat dihubung Jurnalis.

 

Penolakan yang pertama ternyata tidak membuat pihak Kepolisian menyerah. Rektor Unika tersebut kemudian diminta membuat pernyataan tertulis dukungan dan bukan video seperti semula.

 

“Dan, tawaran terakhir adalah tidak video. Tapi, pernyataan lalu diberi contoh juga dari salah satu rektor di Semarang. Ya saya katakana tidak karena kami memilih sikap itu,” tutur Ferdinandus saat ditemui di Semarang. Selasa, 6 Februari 2024.

 

Namun dalam kesempatan yang sama, Ferdinandus mengaku tidak tahu menahu terkait peristiwa yang dialaminya juga dialami oleh rektor kampus lainnya atau tidak.

 

Terkait pengakuan Ferdinandus, Polda Jawa Tengah (Jateng) mengakui hal tersebut ditujukan agar wilayah Propinsi Jawa Tengah kondusif saat Pemilu 2024.

 

“Ini dalam rangka untuk menjaga Pemilu cooling system. Beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat, sivitas akademisi dilibatkan. Tidak ada arahan untuk mendukung salah satu Paslon,” kata Humas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu. Selasa, 6 Februari 2024.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar

Photo :
  • Didiet Cordias/ tvOne

 

Hal senada juga disampaikan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar. Polisi sengaja meminta beberapa rektor untuk ikut mengkampanyekan pemilu damai.

 

“Yang Unika itu kan kami tangkap itu pilihan. Kami berhadapan dengan orang-orang dengan intelektual yang bagus. Punya pilihan narasi-narasi mana yang disampaikan untuk memberikan kesejukan bagi warga Semarang,” jelas Kapolresta Semarang. Selasa, 6 Februari 2024.

 

Kombes Pol Irwan menjelaskan. Dalam permintaan video tersebut memang ada beberapa pihak yang melakukan penolakan namun banyak juga yang memberikan dukungan.