Potensi Desa Jamur di Banyuwangi yang Produksinya Menembus Luar Pulau

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani memanen jamur
Sumber :
  • Istimewa / VIVA Banyuwangi

Setelah dibentuk pada Tahun 2006, warga yang melakukan budidaya jamur mulai mendapatkan hasil dari jerih payahnya.

Liburan Akhir Tahun di Bali: Destinasi Wisata Pilihan untuk Momen Tak Terlupakan

“Budidaya jamur jauh lebih mudah. Seluruh hasil panen disetorkan dibeli oleh kelompok. Jadi warga sudah tidak perlu repot lagi memikirkan pemasarannya,” kata Ketua Poktan Jamur Mekarjaya..

Setiap hari, sedikitnya 500 hingga 700 kilogram jamur bisa dihasilkan dalam kemasan 500 gram. Dengan hasil panen tersebut, dalam sebulan mampu menghasilkan jamur hingga 15 ton dengan omset mencapai 360 juta.

Pesona Pulau Dewata: Spot Foto Instagramable dan Aktivitas Seru untuk Liburan Akhir Tahun di Bali

“Hasil produksi jamur tersebut dikirim ke seluruh pasar yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Untuk kota lain, pengiriman juga ke Jember, Surabaya dan Bali. Itu rutin setiap hari,” jelas Sugianto.

Bukan hanya memasarkan jamur mentahan, warga Dusun Glowong juga sudah mulai berkreasi dengan menciptakan kudapan dengan bahan dasar jamur, yang cita rasanya enak dan gurih.

Gerakan Gigi Bali Sehat: Komang Ayu, Sang "Dokter Gigi" untuk Anak-Anak di Pelosok Bali

“Rasanya enak, empuk dan legih. Gurihnya juga ada. Ini bisa menjadi peluang baru yang cukup menjanjikan dari produksi jamur olahan,” ucap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandan saat mencicipi kudapan jamur crispy.

Pemkab Banyuwangi telah memberikan dukungan penuh para warga Dusun Glowong untuk mengembangkan usaha budidaya jamur tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title