Bareng SEJUK, Redaktur banyuwangi.viva.co.id Dialog dengan Kelompok Rentan
- dok. Sejuk
Banyuwangi – Redaksi banyuwangi.viva.co.id mendapat kesempatan berdialog secara langsung dengan kelompok rentan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan itu dapat terselenggara berkat kepedulian dari Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK).
Mereka dipertemukan dalam sebuah dialog yang mementingkan serta Mengembangkan Ruang Aman Keberagaman, di salah satu hotel di Bumi Blambangan.
Peserta diberikan kesempatan untuk dapat berdialog serta bertanya langsung dengan 3 narasumber yang difasilitasi SEJUK.
Narasumber dalam dialog tersebut, adalah editor dari 3 platform media. Ada Ira Rahmawati yang merupakan editor kompas.com, Desi editor bahasa Radar Banyuwangi, Serta M Romi Syahroni editor banyuwangi.viva.co.id.
Di ruang aman tersebut Romi tidak dapat mengemukakan semua hal yang dibahas dalam forum tersebut. Alasannya semua hal yang diketengahkan bersifat sensitif.
Kendati demikian, Romi menekankan bahwa pentingnya jurnalis ikut mengambil peran dan tanggung jawab untuk menyuarakan keberagaman Nusantara, termasuk dari kelompok minoritas yang rentan termarginalkan.
Mengutip Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Kelompok Rentan di Indonesia yang menjadi prioritas adalah kelompok orientasi seksual dan identitas gender, ras minoritas, minoritas etnis, kelompok minoritas yang menyandang disabilitas, serta minoritas agama serta keyakinan.
“Kita harus sadari apa yang diproduksi dari meja redaksi itu sangat berdampak pada masyarakat luas, termasuk dari kelompok rentan.
Bisa saja ketidaktahuan kita di redaksi justru dapat menyudutkan atau justru mendiskriminasi kelompok minoritas. Terlebih saat posisinya menjadi korban,” papar M Romi Syahroni, Minggu (14/05/2023).
Dalam dialog yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, Romi juga menjelaskan pentingnya melakukan pendekatan dengan kelompok rentan yang ada di Banyuwangi. Sehingga keterbatasan informasi yang dimiliki redaksi untuk menyuarakan hak minoritas dapat tersampaikan.
“Kita juga nggak boleh egois, kita harus terus mengupgrade diri meskipun dalam sebuah kata-kata istilah penyebutan, sehingga ke depan tidak terjadi diskriminasi yang dilakukan oleh media,” pungkasnya.