BI Berikan Pelatihan SiApik Kepada Pendamping UMKM dan Akademisi
- Achmad Fuad Afdlol
Semoga saja, kata Andhi dengan sangat berharap, pelaku UMKM bisa Gesit dan Ekonomi menjadi Bangkit bersama SiApik.
Terkait dengan akses pembiayaan, dikatakan Andhi pencapaian porsi kredit UMKM terhadap kredit perbankan masih dikatakan kecil, sekitar 20,61 persen saja.
"Maka dari itu pelaku UMKM perlu adanya perencanaan keuangan, yang itu sudah dimiliki oleh SiApik," imbuhnya lagi.
Sementara itu, menurut narasumber SiApik, Akhmad Jaeroni, kalau pelatihan bertujuan dengan perencanaan keuangan, yaitu memisahkan uang pribadi dan uang usaha. Selain itu, kata Jaeroni, juga untuk menganggarkan pengeluaran dengan bijak, mengontrol arus kas, dan cash flow positif dan memiliki dana darurat/ emergency fund.
"Memiliki proteksi pendapatan dan tempat usaha, melakukan diversifikasi dan ekspansi usaha, itu semua adalah pentingnya pencatatan keuangan," bebernya.
Rendahnya kesadaran pencatatan keuangan UMKM, menurut Jaeroni, menyebabkan adanya assymetric information bagi lembaga keuangan bank dan bukan bank dan mempengaruhi kinerja penyaluran kredit UMKM.
"Kesadaran pencatatan keuangan rendah, pencatatan keuangan dianggap sulit, literasi keuangan masih rendah, ini semua berdampak tidak dapat memisahkan PTK pribadi dg usaha," ujarnya pula.