Update: 516 Pengungsi Tinggalkan Rumah, Tersebar di Beberapa Lokasi Pengungsian

Salah Satu Rumah Warga Yang Teremdam Banjir Ditinggalkan
Sumber :

Lumajang, VIVA Banyuwangi - Warga pengungsi pasca banjir lahar dingin, Jumat (07/07/2023) kemarin, kini bertambah menjadi 516 pengungsi, ada orang dewasa, lansia, anak-anak dan juga balita. 

Prakiraan Cuaca Banyuwangi 10 November 2024: Potensi Hujan Ringan Hingga Sedang

Mereka tersebar di sejumlah tempat pengungsian, sepeeti balai desa, rumah penduduk atau pondok pesantren. Jumlah pengungsi per hari ini, yang sudah didata oleh sejumlah Relawan ada di Desa Tumpeng 90 jiwa,  di Desa Jarit 82 jiwa, di Desa Penanggal 20 jiwa, di Desa Tambahrejo 20 jiwa, di Desa Besuk 13 jiwa, di Dusun Kampung Baru Desa Sumberwuluh 18 jiwa. 

“Ada pula di Pondok Pesantren Nurussalam Desa Jarit 22 jiwa, di Rumah Warga Patung Salak 40 jiwa, Rumah Komunitas Wani Gosong Desa Jarit 45 jiwa, di Desa Pronojiwo 64 jiwa, di Desa Tempursari 5 jiwa dan di Desa Pasrujambe 97 jiwa,” jelas salah satu Relawan Wani Gosong Desa Jarit, Babun kepada banyuwangi.viva.co.id, Sabtu (08/07/2023).

Hujan Deras Disertai Angin Kencang! Siap-siap Hadapi Cuaca Ekstrem di Banyuwangi 4 November 2024

Babun bersama belasan anggota Relawan lainnya, berangkat dari Kota Lumajang dengan membawa sejumlah perbekalan, mulai nasi bungkus dan air mineral bahkan ada makanan siap saji untuk dibagikan kepada sejumlah warga terdampak banjir bandang.

“Sementara ini kami sudah open donasi untuk bencana banjir bandang ini dimulai dari kawan sejawat dulu yang mempunyai kepedulian terhadap sesame, mungkin nanti ada dermawan yang ingin berdonasi dipersilahkan,” ujarnya lagi.

Puting Beliung Landa Lumajang, Puluhan Rumah Porak-poranda! Warga Berlari Hindari Puing Terbang

Selain kegiatan bakti social, dikatakan Babun, dirinya bersama Realawan lainnya akan membantu warga dalam membersihkan rumah yang terdampak kemarin itu.

Dari pantauan awak media di lapangan, pasca banjir bandang kemarin, aliran sungai ternyata berbelok kearah utara dan menggenangi sejumlah jalan desa. 

“Ini karena jebolnya tanggul di alran sungai tersebut, jadi alirannya berbelok ke utara, jelasnya naik je jalan-jalan desa, parah ini,” terang Boy, warga setempat ketika diminta keterangan awak media.