4 Warga Miskin Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni di Tanah Orang

Rumah tidak layak huni di atas tanah orang lain.
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/VIVA Banyuwangi

Situbondo, VIVA Banyuwangi – Sebuah keluarga miskin hidup dalam kondisi memprihatinkan. Selama puluhan tahun, harus tinggal di rumah tidak layak huni bersama seluruh anggota keluarganya.

Patroli Gabungan TNI-Polri Pastikan Kamtibmas di Situbondo Aman pada Tahap Masa Tenang dan Jelang Coblosan

Tohiyah hanya bisa duduk termenung dengan tatapan kosong di bale - bale bambu yang mulai lapuk di depan tempat tinggalnya yang jauh dari kata layak huni.

Warga Dusun Randuagung,Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo tersebut tidak mampu berbuat banyak untuk mengubah nasib keluarganya untuk menjadi lebih baik.

Polres Situbondo Terjunkan 600 Personel Gabungan Amankan TPS

"Selama puluhan tahun kami hidup seperti ini. Apa daya kami, kami hanya buruh serabutan. Kalau ada yang minta tolong, baru kami mendapatkan upah dari pekerjaan itu," ujar Tohiyah saat diwawancara banyuwangi.viva.co.id pada hari Kamis (13/07/23)

Bukan hanya Tohiyah, 3 anggota keluarga lain, Harianto, Sriana dan Aji juga tinggal di rumah ini selama puluhan tahun

Pemkab Situbondo Tingkatkan Kemampuan Pemasaran Digital Generasi Z

Dalam kondisi yang cukup memprihatinkan karena rumah mereka tidak layak huni.

"Yaa beginilah kondisi kami setiap hari. Jangankan untuk menyimpan uang, untuk makan hari ini aja kami masih harus mencari. Jadi kami tidak bisa memperbaiki rumah," ungkap Tohiyah saat dihubungi banyuwangi.viva.co.id

Program bedah rumah dari pemerintah maupun instansi manapun tidak bisa didapatkan karena tanah yang ditempati bukan milik sendiri melainkan menumpang pada lahan milik orang lain.

"Tanah ini milik orang. Dulu pemiliknya orang yang tinggal disini tapi sekarang sudah pindah ke luar kota. Di Pacitan. Saya yang disuruh menjaga dan merawatnya," beber Tohiyah.

Akibat hal tersebut, kondisi rumah tidak layak huni tersebut tetap ditempatinya bersama seluruh anggota keluarga lain selama puluhan tahun kendati kondisinya memprihatinkan.

"Kami mendapatkan bantuan sosial dari desa. Tapi kalau untuk perbaikan rumah memang masih seperti ini. Kami bersyukur masih memiliki tempat berteduh," tandas Tohiyah.

Tohiyah berharap agar semua bisa segera berubah menjadi lebih baik. Marsinah tidak ingin, kehidupan serba kekurangan ini juga akan dialami anak cucunya mendatang.