Legenda Gunung Kelud, Kisah Cinta Tragis Hingga Wisata Unik Saksi Erupsi Dahsyat

Wisata, VIVA Banyuwangi – Gunung Kelud, menjulang gagah di antara tiga kabupaten di Jawa Timur antara lain, Kediri, Blitar, dan Tulungagung, bukan hanya sekadar bentang alam vulkanik. Ia adalah kanvas raksasa tempat terlukisnya legenda abadi, sekaligus saksi bisu kedahsyatan alam yang mampu mengubah wajahnya sendiri dalam sekejap. Dibalik pesonanya yang terkadang tenang, Kelud menyimpan kisah cinta tragis dan amarah yang melegenda.

Legenda Dewi Kilisuci dan Kutukan Lembu Suro

Kisah paling terkenal yang menyelimuti Gunung Kelud adalah legenda Dewi Kilisuci dan dua raksasa sakti yang berhasrat mempersuntingnya, Mahesa Suro (berkepala kerbau) dan Lembu Suro (berkepala sapi). Dewi Kilisuci, putri Jenggala yang cantik jelita, tak ingin menikah dengan keduanya. Untuk menolak secara halus, ia mengajukan dua syarat yang mustahil: membuat dua sumur di puncak Gunung Kelud – satu berbau amis dan satunya berbau wangi – dalam waktu semalam.

Dengan kesaktiannya, kedua raksasa itu hampir berhasil. Namun, Dewi Kilisuci dengan kecerdikannya memerintahkan para wanita desa menumbuk padi dan membakar jerami saat dini hari, meniru suasana pagi. Merasa dicurangi dan waktu habis, kedua raksasa putus asa. Dewi Kilisuci kemudian meminta mereka masuk ke dalam sumur untuk membuktikan baunya. Saat Lembu Suro masuk, Dewi Kilisuci memerintahkan prajuritnya untuk menimbun sumur dengan batu, mengubur Lembu Suro hidup-hidup.

Sebelum tewas, Lembu Suro mengucapkan kutukan dahsyat: "Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung!" (Wahai orang Kediri, kelak akan mendapatkan balasanku yang berkali-kali lipat. Kediri akan jadi sungai, Blitar jadi daratan/halaman, Tulungagung jadi danau/cekungan air!). Kutukan inilah yang dipercaya masyarakat sebagai penyebab meletusnya Gunung Kelud secara berkala, membawa bencana bagi daerah di sekitarnya.

Wajah Kelud yang Dinamis, Sang Raksasa yang Kerap Murka

Sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, Gunung Kelud memiliki sejarah letusan yang panjang dan seringkali merusak. Setiap letusannya seolah menjadi pengingat akan kutukan Lembu Suro. Namun, yang paling dramatis dalam beberapa dekade terakhir adalah letusan dahsyat pada tahun 2014.

Halaman Selanjutnya

Letusan ini secara signifikan mengubah lanskap puncak Kelud. "Anak Kelud," kubah lava yang dulu menjadi ciri khas dan membentuk danau kawah yang indah, lenyap tak berbekas. Sebagai gantinya, terbentuklah kawah baru yang menganga lebar, gersang, namun memancarkan aura keperkasaan yang luar biasa. Pemandangan ini menjadi bukti betapa dinamisnya alam dan betapa kecilnya manusia di hadapan kekuatan vulkanik.