Museum Batik Danar Hadi Solo, Wisata Edukasi Budaya Jaga Kekayaan Peradaban Nusantara
Jumat, 6 Juni 2025 - 16:57 WIB
Sumber :
- https://www.iwarebatik.org/the-danar-hadi-batik-museum-tourism/?lang=id
Wisata, VIVA Banyuwangi – Di tengah hiruk pikuk kota Solo, terdapat sebuah tempat di mana waktu seakan berhenti, mempersilakan kita untuk menyelami salah satu warisan paling berharga milik Indonesia. Museum Batik Kuno Danar Hadi, yang berlokasi di kompleks nDalem Wuryaningratan, bukan sekadar ruang pamer, melainkan sebuah kuil peradaban yang didedikasikan untuk seni, sejarah, dan filosofi yang tertuang dalam sehelai kain batik.
Bagi siapa pun yang ingin memahami betapa kaya dan beragamnya budaya Nusantara, museum ini adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Ini adalah jendela untuk melihat pesona batik dari berbagai era dan wilayah, yang dikumpulkan dengan penuh cinta dan dedikasi.
Mahakarya dari Dedikasi H. Santosa Doellah
Kelahiran Museum Danar Hadi tidak terlepas dari visi dan kecintaan H. Santosa Doellah, pendiri merek batik ternama Danar Hadi. Berawal dari hasratnya mengoleksi batik sejak tahun 1967, ribuan helai kain batik bernilai sejarah tinggi berhasil ia kumpulkan dan selamatkan. Koleksi pribadi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum yang diresmikan pada tahun 2008.
Berlokasi di nDalem Wuryaningratan, sebuah bangunan cagar budaya bergaya arsitektur Jawa-Eropa, museum ini menawarkan pengalaman yang unik. Pengunjung tidak hanya disuguhi keindahan batik, tetapi juga dapat merasakan atmosfer aristokrat Jawa yang kental, menjadikan kunjungan ini sebuah perjalanan budaya yang menyeluruh.
Ribuan Koleksi yang Bercerita
Daya tarik utama Museum Danar Hadi adalah koleksinya yang fenomenal, yang diklaim mencapai lebih dari 10.000 helai kain batik. Koleksi ini diklasifikasikan dengan sangat rapi berdasarkan periode dan pengaruh budayanya, menceritakan kisah perjalanan bangsa dari waktu ke waktu. Beberapa koleksi unggulan yang dapat ditemui antara lain:
Halaman Selanjutnya
- Batik Kraton: Menampilkan batik-batik eksklusif dari lingkungan keraton, seperti Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman. Setiap motifnya memiliki makna filosofis dan aturan pemakaian yang ketat.
