Menguak Misteri Putroe Ijo: Jejak Legenda, Mitos, dan Pesona Alam di Aceh Selatan

Menguak Misteri Putroe Ijo, Jejak Legenda dan Mitos
Sumber :
  • articles

Wisata, VIVA Banyuwangi –"Kisah cinta, pengkhianatan, dan kutukan berselimut keindahan alam. Putroe Ijo, lebih dari sekadar legenda."

Bisikan Gaib dari Benteng Trumon: Mengungkap Misteri dan Keagungan Sejarah Aceh Selatan

Aceh Selatan, sebuah kabupaten di ujung barat Pulau Sumatera, menyimpan sejuta pesona alam dan kekayaan budaya yang memukau.

Di balik panorama pantai yang indah dan perbukitan yang hijau, tersembunyi pula kisah-kisah mistis yang mengundang rasa penasaran.

Menguak Misteri Gua Kalam, Jejak Putri Naga dan Keajaiban Alam di Aceh Selatan

Yang paling terkenal adalah legenda Putroe Ijo, seorang putri cantik jelita yang kisahnya diwarnai dengan cinta, pengkhianatan, dan kutukan.

Siapakah Putroe Ijo?

Menelusuri Jejak Sejarah dan Legenda

Berbagai versi cerita rakyat beredar di masyarakat Aceh Selatan tentang sosok Putroe Ijo.

Puncak Grapella Aceh Selatan: Antara Pesona Alam dan Bisikan Mistis di Negeri Tuan Tapa

Ada yang mengatakan ia adalah putri dari seorang raja, ada pula yang menyebutnya sebagai bidadari yang turun dari kayangan.

Namun, benang merah yang menghubungkan semua versi tersebut adalah kecantikan Putroe Ijo yang luar biasa, serta kisah tragis yang dialaminya.

Versi yang paling populer mengisahkan Putroe Ijo sebagai putri dari Raja Lamuri, yang jatuh cinta pada seorang pemuda tampan.

Namun, cinta mereka ditentang oleh sang raja karena perbedaan kasta. Putroe Ijo pun memilih untuk melarikan diri bersama kekasihnya, namun mereka dikutuk menjadi batu oleh sang raja.

Batu tersebut diyakini masyarakat sebagai Batu Putroe Meutupang yang terletak di Desa Paya Peuleumat, Kecamatan Labuhan Haji Timur.

Hikayat Putroe Ijo dalam Bingkai Sastra Aceh

Kisah Putroe Ijo tidak hanya hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Aceh Selatan, tetapi juga terabadikan dalam karya sastra klasik Aceh, yaitu Hikayat Putroe Ijo.

Hikayat ini ditulis dalam bahasa Aceh kuno dan menceritakan secara detail perjalanan hidup Putroe Ijo, mulai dari masa kecilnya, kisah cintanya, hingga tragedi yang menimpanya.

Menyingkap Tabir Mistis di Balik Legenda

Mitos dan Kepercayaan Masyarakat Setempat Keberadaan Putroe Ijo tidak hanya meninggalkan jejak dalam bentuk batu dan hikayat, tetapi juga memunculkan berbagai mitos dan kepercayaan di kalangan masyarakat Aceh Selatan.

Beberapa masyarakat percaya bahwa arwah Putroe Ijo masih bergentayangan di sekitar Batu Putroe Meutupang dan Makam Putroe Ijo yang terletak di Kecamatan Labuhan Haji.

Ada pula yang meyakini bahwa Putroe Ijo memiliki kekuatan gaib dan dapat memberikan pertolongan kepada mereka yang datang dengan niat baik.

Masyarakat setempat kerap melakukan ritual ziarah dan doa di makam Putroe Ijo, terutama pada malam Jumat Kliwon, untuk memohon keberkahan dan perlindungan.

Tradisi dan Ritual yang Melekat pada Legenda

Legenda Putroe Ijo juga turut mewarnai tradisi dan ritual masyarakat Aceh Selatan.

Adalah tradisi "kenduri laot" atau pesta laut, yang digelar sebagai bentuk penghormatan kepada Putroe Ijo dan penjaga laut lainnya.

Masyarakat percaya bahwa dengan menggelar kenduri laot, mereka akan mendapatkan keselamatan dan hasil tangkapan yang melimpah.

Menjelajahi Pesona Wisata Putroe Ijo

Lokasi dan Aksesibilitas

Bagi Anda yang tertarik untuk menelusuri jejak legenda Putroe Ijo, Kabupaten Aceh Selatan menawarkan berbagai destinasi wisata menarik.

  • Batu Putroe Meutupang: Terletak di Desa Paya Peuleumat, Kecamatan Labuhan Haji Timur, Batu Putroe Meutupang dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Perjalanan menuju lokasi ini akan menyuguhkan pemandangan alam yang indah, mulai dari hamparan sawah hingga perbukitan hijau.
  • Makam Putroe Ijo: Berada di Kecamatan Labuhan Haji, makam ini merupakan tempat ziarah yang ramai dikunjungi peziarah, terutama pada hari-hari besar Islam.
  • Pantai Tapaktuan: Terletak di Kecamatan Tapaktuan, pantai ini terkenal dengan legenda tapak kaki raksasa yang diyakini sebagai jejak kaki Tuan Tapa, seorang tokoh penyebar agama Islam di Aceh Selatan.

Untuk mengunjungi Batu Putroe Meutupang dan Makam Putroe Ijo, Anda tidak dikenakan biaya tiket masuk.

Namun, Anda dapat memberikan sumbangan sukarela untuk perawatan dan pengembangan lokasi wisata tersebut.

Di sekitar lokasi wisata, tersedia fasilitas umum seperti area parkir, mushola, dan warung makan.

Putroe Ijo: Simbol Cinta, Pengorbanan, dan Kekuatan Wanita

Refleksi dari Sebuah Legenda

Di balik kisah mistis dan legenda yang menyelimuti Putroe Ijo, terdapat pesan moral yang relevan hingga saat ini.

Putroe Ijo merupakan simbol cinta, pengorbanan, dan kekuatan wanita dalam memperjuangkan keyakinannya.

Kisahnya mengajarkan kita untuk setia pada cinta sejati dan berani melawan ketidakadilan.

Menggali Potensi Wisata Sejarah dan Budaya

Legenda Putroe Ijo merupakan aset berharga yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya di Aceh Selatan.

Dengan mengemas legenda ini secara kreatif dan inovatif, pemerintah daerah dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Aceh Selatan dan mengenal kekayaan budaya lokal.