Angkat Harmoni Nusantara, Festival Kebangsaan Rayakan Keberagaman Budaya di Banyuwangi

Festival Kebangsaan Rayakan Keberagaman Budaya
Sumber :
  • Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi

“Beragam suku yang ada di Banyuwangi memperkaya tradisi seni dan budaya Banyuwangi yang tentunya menjadi modal sosial untuk membangun Banyuwangi. Kerukunan antar etnis Ini harus kita rawat dengan baik,” kata Sugirah.

Banyak etnis lain, selain suku Osing, yang juga sarat sejarah dan sampai saat ini masih eksis keberadaannya hingga kini.

Seperti Suku Tionghoa yang ada di Banyuwangi. Berasal dari Fukkien Selatan, mata pencaharian mereka adalah berdagang sesuai daerah asalnya.

Keberadaannya bisa ditelusuri di daerah pecinan, Karangrejo. Selain itu juga ada Suku Mandar.

Dikutip dari berbagai sumber, para pelaut Mandar mulai berdatangan ke Banyuwangi, yang dulu disebut Blambangan, mulai abad 18 hingga 19. Tujuan utamanya untuk berdagang.

Awalnya mereka tinggal di Ulupampang, yang sekarang dikenal Muncar bersama para pedagang lain dari Bugis, Melayu, Tionghoa, dan Arab.

Kebijakan kolonial Belanda yang mengharuskan pemukiman berdasarkan etnis, membuat mereka harus pindah.