Menguak Misteri Pantai Payangan Jember: Keindahan Alam yang Berpadu dengan Kisah Mistis dan Bahaya Laut
- wisato.id
Bahaya Laut yang Mengintai
Di balik semua cerita mistis, Pantai Payangan juga menyimpan bahaya yang nyata. Ombaknya yang tinggi dan arus bawah laut yang kuat membuat pantai ini berbahaya untuk berenang. Salah satu insiden tragis terjadi pada 12 Februari 2022, ketika 11 orang kehilangan nyawa akibat terseret arus rip saat melakukan ritual di tengah malam. Fenomena ini disebabkan oleh arus balik yang terbentuk akibat pertemuan gelombang di teluk.
Arus rip, atau "alun serot alun" dalam bahasa lokal, adalah arus laut yang kuat dan sulit diprediksi. Sayangnya, kurangnya pemahaman publik tentang bahaya ini sering kali menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menekankan bahwa arus rip adalah fenomena alam yang dapat dijelaskan secara ilmiah, bukan akibat kemarahan laut atau mitos tertentu.
Transformasi Menjadi Destinasi Wisata
Dulunya, Pantai Payangan hanya dikenal sebagai dermaga nelayan. Namun, seiring waktu, pantai ini berkembang menjadi destinasi wisata populer, bersaing dengan pantai-pantai lain seperti Watu Ulo dan Papuma. Meski demikian, peralihan ini menimbulkan dilema di kalangan penduduk lokal. Masuknya wisatawan yang sering kali terlibat dalam ritual-ritual mistis memunculkan perasaan campur aduk, terutama ketika aktivitas tersebut dianggap merusak keharmonisan lingkungan.
Meningkatkan Kesadaran dan Keselamatan
Insiden-insiden tragis di Pantai Payangan seharusnya menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya memahami bahaya laut. Pendidikan tentang karakteristik arus rip dan cara menghadapinya perlu ditingkatkan. Mitos-mitos seperti Nyi Roro Kidul memang menjadi bagian dari budaya yang harus dihormati, tetapi tidak boleh mengalihkan perhatian dari fakta ilmiah tentang risiko di perairan ini.