Mengenal Ritual Balala Tradisi Suku Dayak

Mengenal Ritual Balala Tradisi Suku Dayak
Sumber :
  • Istimewa

Budaya, VIVA BanyuwangiDi Indonesia terkenal dengan berbagai suku bangsa, kebudayaan, ras, agama dan bahasa yang berbeda. Meskipun dengan berbagai macam perbedaan itu, Indonesia tetap menjadi negara dengan toleransi yang tinggi. Keindahan dan kekayaan yang dimiliki Indonesia ini seharusnya didukung dengan menyebarluaskan budaya yang ada.

Dan hal itu bisa dilakukan oleh pemerintah atau penduduk Indonesia sebagai kekuatan tereksposnya budaya. Karena dengan minimnya akses, banyak yang belum mengetahui budaya di daerah itu sendiri.

Di Indonesia terdapat salah satu provinsi yaitu Kalimantan Barat yang pusat pemerintahan di kota Pontianak memiliki keragaman etnis budaya. Suku yang menempati di Kalimantan Barat yaitu Melayu, Tionghoa dan suku Dayak.

Suku Dayak di Kalimantan Barat masih kental dengan adat yang dianut. Salah satunya tradisi adat Balala. Sehingga Kalimantan Barat ini dijuluki kota toleransi.

Balala ini dilaksanakan setahun satu sekali, dengan pemberitahuan dari petugas binua. Dan diselenggarakan dengan Temenggung sebagai ketua adat yang berperan penting di tradisi ini. Balala dilakukan bukan hanya saat ada wabah penyakit saja. 

Selama tradisi balala ini dilakukan, masyarakat harus mengurung diri selama satu hari satu malam. Dan mematuhi larangan-larangan yang berlaku, seperti dilarang malayuk (memotong/ menebang/ memetik tumbuh-tumbuhan), dilarang berteriak atau ribut, tidak boleh menyembelih/ memotong hewan ternak dan tidak boleh memasak barang nayo seperti nangka, rebung, petai, jengkol.

Selain itu, saat tradisi balala berlangsung tidak diperbolehkan menerima tamu ataupun keluar rumah. Kecuali dalam keadaan darurat, itupun harus melapor terlebih dahulu kepada pengurus atau petugas keamanan agar mendapatkan pendampingan dan pengawalan.