Bidadari Gunung Lawu Antara Mitos, Legenda, dan Jejak di Puncak Tertinggi

Bidadari Gunung Lawu Mitos, Legenda, dan Jejak di Puncak Tertinggi
Sumber :
  • shelter jelajah

Budaya, VIVA Banyuwangi –"Gunung Lawu bukan sekadar gunung, ia adalah tempat bersemayamnya para dewa dan bidadari. Keindahannya yang memukau menyimpan sejuta misteri tak terpecahkan." - Ki Ageng Tarub, tokoh legendaris yang menikahi bidadari.

Gunung Lawu, menjulang gagah di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, menyimpan pesona alam yang luar biasa.

Namun, di balik keindahannya, tersimpan pula beragam cerita mistis, legenda, dan mitos yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat sekitar.

Yang paling populer adalah kisah tentang bidadari. Benarkah makhluk surgawi ini benar-benar ada di Gunung Lawu? Mari kita telusuri jejak-jejaknya!

Jejak-jejak Keberadaan Bidadari di Gunung Lawu

1. Telaga Sarangan: Konon, telaga indah ini merupakan tempat pemandian para bidadari.

Masyarakat setempat percaya bahwa air telaga memiliki khasiat awet muda karena digunakan oleh para bidadari.

2. Sendang Drajat: Sendang ini dipercaya sebagai tempat mandi bidadari Dewi Nawangwulan.

Legenda mengatakan bahwa jika kita beruntung, kita bisa melihat penampakan bidadari di sendang ini, terutama saat bulan purnama.

3. Hargo Dalem: Puncak Gunung Lawu yang disakralkan. Di tempat ini, konon, terdapat kerajaan gaib yang dihuni oleh Raja Jin dan para bidadari.

Banyak peziarah yang melakukan ritual di Hargo Dalem untuk mencari berkah dan petunjuk spiritual.

4. Kawah Condrodimuko: Terletak di lereng Gunung Lawu, kawah ini dipercaya sebagai pintu gerbang menuju kerajaan gaib.

Beberapa pendaki mengaku pernah melihat penampakan bidadari di sekitar kawah.

Mitos dan Legenda Bidadari Gunung Lawu

1. Kisah Jaka Tarub dan Nawangwulan: Legenda paling terkenal yang mengisahkan pertemuan Jaka Tarub, seorang pemuda desa, dengan Nawangwulan, bidadari yang sedang mandi di Sendang Drajat.

Jaka Tarub menyembunyikan selendang Nawangwulan agar bidadari itu tidak bisa kembali ke kayangan.

Akhirnya, mereka menikah dan memiliki anak bernama Dewi Nawangsih.

2. Bidadari Penunggu Sendang: Masyarakat percaya bahwa setiap sendang di Gunung Lawu dijaga oleh seorang bidadari.

Mereka bertugas menjaga kesucian dan keseimbangan alam.

3. Bidadari Penolong: Banyak cerita tentang pendaki yang tersesat atau mengalami kesulitan di Gunung Lawu, kemudian ditolong oleh bidadari.

Bantuan bisa berupa petunjuk jalan, makanan, atau bahkan penyelamatan dari maut.

Tradisi dan Ritual

1. Upacara Adat di Hargo Dalem: Setiap tahun, masyarakat sekitar Gunung Lawu mengadakan upacara adat di Hargo Dalem.

Upacara ini bertujuan untuk menghormati para leluhur dan memohon keselamatan kepada penguasa gaib Gunung Lawu.

2. Larangan di Sendang: Ada beberapa larangan yang harus dipatuhi saat mengunjungi sendang di Gunung Lawu, seperti dilarang berkata kotor, merusak lingkungan, dan mengambil apapun dari sekitar sendang.

Menjaga Kelestarian Gunung Lawu

Meskipun keberadaan bidadari masih menjadi misteri, cerita-cerita tentang mereka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat sekitar Gunung Lawu.

"Kepercayaan akan adanya bidadari mengajarkan kita untuk menghormati alam dan menjaga kelestarian Gunung Lawu," ujar Mbah Rejo, seorang sesepuh di lereng Gunung Lawu.