Inflasi Cost-Push vs. Demand-Pull: Kenapa Harga Bisa Naik Tiba-Tiba?

Mengapa Harga Sembako Naik Saat Lebaran? Ini Penjelasannya!
Sumber :
  • Unsplash: @Falaq Lazuardi

Sedangkan inflasi demand-pull terjadi ketika orang-orang pada beli barang dalam jumlah banyak, sementara barang yang ada terbatas. Misalnya, saat ada barang yang lagi trend, banyak orang yang mau beli, tapi stoknya terbatas. Karena banyak yang cari, harga barang itu jadi naik.

Contohnya, pas Lebaran, kan banyak yang beli daging, ayam, atau sembako untuk hidangan keluarga. Nah, kalau banyak yang beli tapi pasokannya terbatas, harga barang itu akan naik. Ini adalah inflasi demand-pull—banyak orang yang ingin beli barang, tapi barangnya nggak cukup banyak.

Kasus Inflasi di Indonesia

Inflasi di Indonesia biasanya terjadi saat-saat tertentu, seperti menjelang Lebaran. Waktu itu, permintaan akan sembako, daging, dan bahan makanan lainnya meningkat banget. Misalnya, harga daging sapi bisa naik drastis karena banyak orang yang beli daging buat Lebaran. Selain itu, biaya transportasi atau biaya bahan baku daging juga meningkat karena banyaknya permintaan. Jadi, inflasi bisa terjadi karena biaya produksi yang naik (cost-push) atau karena permintaan yang terlalu tinggi (demand-pull).

Gaya Hidup Orang Indonesia dan Inflasi

Bagi banyak orang Indonesia, Lebaran adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, dan itu biasanya melibatkan banyak belanja. Daging, ayam, sembako, dan bahan makanan lainnya adalah barang yang dibutuhkan banyak orang. Pada saat itu, banyak pedagang yang menjual barang dalam jumlah banyak, dan jika permintaannya melebihi pasokan, harganya pun naik.

Nah, di sinilah inflasi cost-push dan demand-pull berperan. Inflasi cost-push bisa terjadi karena biaya produksi yang naik (misalnya, biaya transportasi yang tinggi karena banyak yang pulang kampung), dan inflasi demand-pull terjadi karena banyak orang yang belanja sekaligus.