25+ Kutipan Stoik Marcus Aurelius tentang Meditasi yang Menginspirasi
- www.freepik.com
Filosofi, VIVA Banyuwangi – Kaisar Romawi dan filsuf Marcus Aurelius terkenal karena banyak kutipan Stoic tentang Meditations, buku harian yang diterbitkan jauh setelah kematiannya. Salah satu kalimatnya yang paling terkenal adalah “Kamu memiliki kuasa atas pikiranmu bukan kejadian di luar kendali-mu. Sadarilah ini, dan kamu akan menemukan kekuatan.”
Ada banyak kutipan terkenal lainnya yang berkaitan dengan Stoicism yang dapat ditemukan dalam Meditations, dan buku ini telah menjadi inspirasi bagi jutaan orang selama dua milenium terakhir.
Kutipan-kutipan yang tercantum di bawah ini merangkum prinsip-prinsip inti dari filsafat Stoic yang dipelajari oleh Marcus Aurelius. Menulis jurnal tentang pola pikir Stoic membantunya untuk fokus pada pikiran dan reaksinya sendiri daripada keadaan eksternal yang ia tahu berada di luar kendalinya.
Kutipan Stoik Marcus Aurelius tentang Meditasi
1. "Kamu memiliki kuasa atas pikiranmu - bukan kejadian di luar dirimu. Sadarilah ini, dan kamu akan menemukan kekuatan."
2. "Renungkan keindahan hidup. Perhatikan bintang-bintang, dan lihat dirimu berlari bersama mereka."
3. "Segala sesuatu yang kita dengar adalah opini, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran."
4. "Jangan buang waktu lagi berdebat tentang bagaimana seharusnya menjadi orang baik. Jadilah orang baik."
5. "Kebahagiaan hidupmu bergantung pada kualitas pikiranmu."
6. "Ketika kamu bangun di pagi hari, pikirkan betapa merupakan suatu keistimewaan untuk hidup, berpikir, menikmati, mencintai."
7. "Balas dendam terbaik adalah tidak menjadi seperti musuhmu."
8. "Jiwamu diwarnai dengan warna pikiranmu."
9. "Bukan kematian yang harus ditakuti seseorang, tetapi dia harus takut tidak pernah mulai hidup."
10. "Terima hal-hal yang terikat takdir padamu. Cintai orang-orang yang dipertemukan takdir denganmu."
11. "Hidup kita adalah apa yang kita pikirkan."
12. "Jika seseorang dapat menunjukkan kepadaku bahwa apa yang saya pikirkan atau lakukan tidak benar, saya akan dengan senang hati berubah. Karena saya mencari kebenaran."
13. "Kita mencintai diri kita sendiri lebih dari orang lain, tetapi kita menghargai pendapat orang lain lebih dari pendapat kita sendiri."
14. "Jika tidak benar, jangan lakukan. Jika tidak benar, jangan katakan."
15. "Sangat sedikit yang dibutuhkan untuk membuat hidup bahagia; semuanya ada di dalam dirimu dan cara berpikirmu."
16. "Tolak rasa sakit hatimu, dan rasa sakit itu sendiri akan hilang."
17. "Bersikaplah toleran terhadap orang lain dan keras terhadap diri sendiri."
18. "Jika sesuatu mungkin dilakukan oleh manusia, itu dapat dicapai olehmu juga."
19. "Apa yang menghalangi... menjadi jalan."
20. "Kamu selalu punya pilihan untuk tidak memiliki pendapat."
21. "Jika bisa ditahan, maka tahanlah. Berhenti mengeluh, bahkan pada dirimu sendiri."
22. "Tidakkah kamu melihat betapa banyak yang dapat kamu tawarkan? Namun kamu masih puas dengan yang kurang."
23. "Segala sesuatu lahir dari perubahan."
24. "Terima tanpa kesombongan. Lepaskan tanpa keterikatan."
25. "Bangkit kembali ketika kamu jatuh. Rayakan bersikap seperti manusia."
26. "Saat ini adalah semua yang harus kita jalani... atau hilangkan."
27. "Manusia ada di sini untuk kepentingan satu sama lain. Jadi, ajari mereka, atau belajarlah menanggung mereka."
Mengenai Marcus Aurelius dan Kutipan Filosofi Stoic tentang “Meditations”
Marcus Aurelius, tokoh terkemuka dalam sejarah Romawi tidak hanya seorang kaisar tetapi juga seorang filsuf yang sangat berakar pada tradisi Stoic. Lahir pada 26 April 121 M, ia naik takhta Romawi pada 161 M dan memimpin hingga kematiannya pada 180 M. Masa pemerintahannya dikenal sebagai representasi Pax Romana, era relatif damai dan stabil di Kekaisaran Romawi.
Namun, yang benar-benar membedakan Marcus Aurelius dari penguasa lain pada masanya adalah kecenderungan filosofis dan introspeksinya yang paling jelas terangkum dalam tulisan-tulisan pribadinya yang dikenal sebagai “Meditations.”
Meditations bukanlah teks filosofis biasa; melainkan, kumpulan tulisan dan refleksi pribadi yang ditulis Marcus Aurelius selama kampanye militernya. Ditulis dalam bahasa Yunani, tulisan-tulisan ini tidak pernah dimaksudkan untuk diterbitkan; itu adalah latihan Marcus sendiri dalam pengembangan diri dan penerapan praktis filsafat Stoic.
Jurnal ini terdiri dari dua belas buku dan membahas tema-tema seperti hakikat rasionalitas manusia, alam semesta, ketidaksignifikan kekayaan materi, dan sifat hidup yang fana. Sepanjang Meditasi Marcus Aurelius berulang kali menekankan pentingnya disiplin diri, tugas, dan rasa hormat kepada orang lain yang mencerminkan komitmennya pada kebajikan Stoic seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan kesederhanaan.
Daya tarik abadi Meditations terletak pada kebijaksanaannya yang tak lekang oleh waktu dan penerapan universal dari ajarannya. Refleksi Marcus Aurelius menawarkan wawasan tentang mengatasi tantangan hidup, mengejar pengembangan diri, dan pentingnya menjaga integritas moral di tengah gejolak eksternal.