Taktik Cerdas Anti Baper: 5 Kalimat Pamungkas Hadapi Tukang Manipulasi

Ilustrasi manipulatif
Sumber :
  • Freepik: @freepik

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Pernah nggak sih, kamu merasa serba salah dan akhirnya mengalah demi menghindari drama? Nah, kemampuan untuk merespons taktik manipulasi emosional dan mempertahankan batasan diri itu penting banget dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, ada saja orang yang hobi bikin kita merasa bersalah atau jadi ragu sama diri sendiri. Tapi tenang, tim investigasi kami berhasil mengumpulkan "senjata" ampuh berupa kalimat-kalimat cerdas yang biasa digunakan orang pintar untuk melindungi diri dari jurus "guilt-tripping" ini.

Orang-orang cerdas biasanya punya cara komunikasi yang tegas dan jelas. Mereka nggak gampang terjebak dalam perasaan bersalah yang nggak perlu dan tetap memegang teguh prinsip diri. Dalam konteks ini, memahami dan menerapkan teknik komunikasi yang tepat bisa membantu kita mengenali taktik manipulatif dan memberikan respons yang bijak.

Menggali informasi dari Your Tango dan berbagai pakar psikologi, inilah lima kalimat cerdas yang sering dilontarkan orang pintar saat menghadapi upaya manipulasi emosional. Siap menirunya?

1. "Aku Paham Kalau Kamu Marah, Tapi Aku Tidak Akan Mengubah Pendirianku": Menegaskan Batasan dengan Kepala Dingin

Menurut Liza Gold, seorang pekerja sosial yang kami wawancarai, "guilt-tripping" atau membuat orang merasa bersalah adalah taktik manipulasi yang disengaja. Tujuannya jelas: meremehkan perasaan orang lain agar mereka merasa malu, nggak enak, atau akhirnya merasa bersalah.

Gold menjelaskan bahwa orang-orang dengan kecenderungan narsistik dan manipulatif sering menggunakan strategi ini untuk memanfaatkan emosi nggak nyaman korban. Mereka mendorong korban untuk mengesampingkan perasaannya sendiri demi menuruti keinginan si pelaku.

Untuk melindungi diri dari perilaku semacam ini, langkah cerdasnya adalah menegaskan kembali batasan pribadi dengan tenang dan menunjukkan kepercayaan diri. Dengan kalimat seperti "Aku paham kalau kamu marah, tapi aku tidak akan mengubah pendirianku," kamu mengirimkan pesan jelas kepada si "toksik" bahwa kamu nggak akan mentolerir perilaku nggak hormat atau manipulatif. Sikap tegas ini membantu mencegahmu dimanfaatkan atau dibuat merasa bersalah tanpa alasan yang jelas.