Menjalankan Ibadah Puasa Bagi Penderita Kencing Manis, ini Tipsnya

dr. Putri Maura Widyaratri
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Penulis: dr. Putri Maura Widyaratri RSUD Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Ibadah puasa ramadan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, tak terkecuali bagi penderita penyakit diabetes melitus atau akrab disebut kencing manis.

Kondisi kencing manis atau diabetes diketahui dengan tingginya kadar gula dalam darah (diatas 200 mg/dl).

Beberapa gejala pada kencing manis tergantung pada kadar gula di dalam tubuh.

Bila kadar gula terlalu turun atau disebut hipoglikemia (sampai kurang dari 60 mg/dl) beberapa gejala yang muncul diantaranya mata berkunang kunang, keringat dingin, pandangan gelap seperti mau pingsan, dada berdebar debar, mual hingga yg paling berat sampai tidak sadar.

Bila kadar gula terlalu tinggi atau disebut hiperglikemia (lebih dari 300 mg/dl) gejala yang muncul dapat berupa pusing, mual muntah dan badan lemas.

Pada sebagian besar pasien kencing manis dengan kondisi hiperglikemia kadang tidak ditemukan gejala apapun karena kompensasi tubuhnya.

Hal ini cukup mengkhawatirkan karena dalam jangka panjang kondisi gula yang tinggi atau hiperglikemia ini dapat merusak pembuluh darah kecil di ujung jari tangan/ kaki sehingga bila muncul luka maka luka ini menjadi tidak sembuh sembuh.

Kondisi hiperglikemia jangka lama juga dapat menyebabkan gangguan sistim saraf sehingga muncul rasa kebas atau kesemutan, gangguan penglihatan (pandangan buram) dan lain lain. 

Sebaiknya pasien dengan kencing manis melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu bila ingin berpuasa.

Hal ini untuk mengetahui rentang gula dalam darah apakah memungkinkan untuk berpuasa tanpa komplikasi dan mengatur jadwal pemberian serta dosis obat diabetes yang dikonsumsi. 

Pasien dengan kencing manis juga disarankan untuk menghindari makanan berbuka yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebih agar tidak meingkatkan kadar gula darah yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan gejala hiperglikemia.

Makanan berbuka dapat berupa buah-buahan seperti kurma,pisang, melon, pepaya dll.

Makanan apa saja yg dapat dikonsumsi sesuai dengan prinsip piring makan model T yakni:

1. Dalam sajian sekali makan, jumlah sayur 2 kali lipat dari bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, roti, kentang, mie, dan lain-lain).

2. Anjuran konsumsi sayur 5-6 porsi sehari dan buah 3 porsi sehari.

3. Jumlah makanan sumber protein setara dengan jumlah makanan sumber karbohidrat.

4. Buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat atau protein.

Anjuran berikutnya pada pasien kencing manis yakni menyegerakan berbuka dan usahakan makan sahur menjelang waktu imsak (saat puasa akan dimulai).

Hal ini untuk menghindari kondisi hipoglikemia yang terjadi karena puasa terlalu lama. 

Pasien dengan kencing manis juga dapat mengonsumsi makanan selingan yang tidak terlalu manis menjelang tidur. 

Pasien dengan kencing manis yg berpuasa juga dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik dan latihan fisik yang berlebihan.

Selama berpuasa bila muncul gejala hipoglikemia atau hiperglikemia puasa dapat dibatalkan dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat.