Mangga Alpukat Pasuruan, Emas Kuning Petani di Tengah Panen Raya
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Siapa sangka, di tengah hamparan kebun yang subur di Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, terdapat "emas kuning" yang mampu mengubah nasib para petani. Mangga Alpukat, buah khas daerah ini, tengah menjadi primadona dan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
M. Ilham, seorang pengepul mangga Alpukat di Desa Oro-oro Ombo Wetan, tak pernah menyangka permintaan akan buah manis ini melonjak drastis selama musim panen raya. "Alhamdulillah, Mas, permintaan mangga banyak sekali," ujarnya dengan penuh syukur.
Panen raya mangga Alpukat tahun ini memang membawa berkah tersendiri bagi para petani dan pengepul. Menurut Ilham, omzet penjualan mangga klonal 21 melonjak hingga 50% dibandingkan tahun sebelumnya. "Kalau tahun lalu hanya sekitar 35-40 ton, sekarang dalam tiga bulan terakhir saja sudah mencapai 70 ton," ungkapnya.
Apa yang membuat mangga Alpukat Pasuruan begitu istimewa? Rasa manisnya yang khas, tekstur daging buah yang lembut, dan kualitasnya yang terjaga membuat buah ini selalu diburu konsumen. Tak heran jika permintaan mangga Alpukat tidak hanya datang dari wilayah Jawa Timur, tetapi juga merambah ke Aceh, Jabodetabek, bahkan pasar luar negeri.
"Kami sudah memiliki pelanggan tetap dari berbagai daerah," tambah Ilham. "Mereka menyukai rasa manis dan kualitas mangga Alpukat kami."
Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, Ilham membagi mangga Alpukat menjadi tiga grade, yakni grade A, B, dan C. Masing-masing grade memiliki harga yang berbeda, menyesuaikan dengan kualitas buah. "Mangga grade A biasanya dijual dengan harga Rp25.000 per kilogram, sedangkan grade C dijual dengan harga Rp12.500 per kilogram," jelasnya.