Inilah Kesuksesan Surya Kencana Desa Sumber Kencono di Tangan Mbah Nok
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Sebagai klub sepak bola yang tumbuh dan berkembang di sudut sebuah desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur label klub sepak bola ndeso mungkin merupakan hal yang revelan.
Tapi jika ditelisik lebih jauh, segudang prestasi berhasil ditorehkan klub sepak bola Surya Kencana Desa Sumber Kencono melalui pertandingan demi pertandingan.
Ditangan dingin Ketua Surya Kencana Edy Suwignyo atau akrab dipanggil Mbah Nok, perkembangan tim kebanggaan masyarakat Desa Sumber Kencono menunjukkan grafik peningkatan yang sangat signifikan.
Dan berikut kisah perjalanan klub sepak bola Surya Kencana dari waktu ke waktu
1. Kelahiran
Sejak awal terbentuk, klub sepak bola Surya Kencana Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur hanyalah klub sepak bola amatir.
Para pemain merupakan masyarakat sekitar yang memiliki hobi yang sama dan memutuskan berlatih sepak bola saat sore hari.
"Mulai pagi mereka harus bekerja di ladang dan sawah sebagai petani atau beraktifitas di pasar sebagai pedagang," ujar Ketua klub Surya Kencana, Mbah Nok.
Pada tahun 1968, seluruh masyarakat yang rutin berlatih sepak bola tersebut sepakat dengan kata bismillah mentasbihkan nama Surya Kencana sebagai nama klub kebanggaan mereka bersamaan dengan kelahiran Desa Sumber Kencono.
2. Perjalanan
Sejak dilahirkan tahun 1968, klub Surya Kencana memulai perjalanan sebagai klub sepak bola kategori amatir.
"Awalnya kita mendaftarkan diri sebagai sebuah klub sepak resmi pada Persewang pada tahun tahun 1997. Saat itu kita bergabung di grop liga C sebagai grop untuk klub sepak bola baru," tutur Mbah Nok saat wawancara eksklusif dengan Banyuwangi.viva.co.id.
Disinilah tangga kemajuan klub sepak bola Surya Kencana Desa Sumber Kencono mulai ditapaki satu demi satu.
Pada Tahun 1997, Mbah Nok langsung dipercaya sebagai wakil ketua guna membantu perkembangan Surya Kencana Desa Sumber Kencono.
Dan pada tahun 2007, Mbah Nok diberikan amanah sebagai Ketua Surya Kencana.
Sejak itulah, prestasi demi prestasi diraih Surya Kencana di kancah persepakbolaan di Kabupaten Banyuwangi.
Pada tahun 2008, Surya Kencana Desa Sumber Kencono mampu bergabung dengan Liga 1.
3. Kenaikan Kasta
Saat awal bergabung, Surya Kencana berada di grop liga C yang berisi semua grop sepak bola baru.
Setelah berhasil eksis dan menjuarai beragam kompetisi dan turnamen, Surya Kencana akhirnya berhasil masuk ke Liga 1 Askab Banyuwangi yang sebelumnya bernama Divisi Utama dan seri A.
Saat berada digrop khusus klub sepak bola baru, Surya Kencana Desa Sumber Kencono banyak bertandang dari lapangan sepak bola yang satu ke lapangan sepak bola lainnya.
"Kini setiap ada turnamen atau pun kompetisi sepak bola di Kabupaten Banyuwangi atau pun Kabupaten sekitar, Surya Kencana sering dapat undangan," kata Mbah Nok di kediamannya di Desa Sumber Kencono.
Dari ratusan pertandingan tersebut, 30 diantaranya mampu dimenangkan oleh Surya Kencana Desa Sumber Kencono.
Raihan sebagai juara 1 atau pun juara 2 dan 3 seolah menjadi prestasi yang rutin diraih dengan kepemimpinan Mbah Nok.
Prestasi inilah yang membuat Surya Kencana Desa Sumber Kencono mulai naik dari grop Liga 3, Liga 2 dan kini berada di Liga 1 sejak 2008.
Liga 1 Askab Persewangi sendiri merupakan kasta tertinggi klub sepak bola amatir.
Hingga saat ini tercatat ada 20 klub sepak bola amatir dari seluruh Kabupaten Banyuwangi yang berada di Liga 1.
4. Harapan
"Saya hanya berharap Surya Kencana tidak bubar, itu saja," harap Ketua Surya Kencana 3 periode tersebut penuh haru.
Harapan tersebut sangat relevan karena 25 pemain inti Surya Kencana bukanlah berprofesi sebagai pemain sepak bola profesional.
Mereka merupakan petani serta pedagang yang kadang kala harus meluangkan waktu sejenak hanya untuk sekedar berlatih sepak bola kala sore hari.
Namun harapan besar bagi masyarakat Desa Sumber Kencono agar Surya Kencana terus mampu berkembang serta bertahan hingga generasi berikutnya.
Meraih posisi sekarang dan bertahan di Liga 1, tidak bisa dinaifkan merupakan hasil sentuhan dingin Edy Suwignyo atau Mbah Nok yang terus mengawal Surya Kencana.
Maka pantaslah jika Surya Kencana memberikan amanah berikutnya juga kembali diemban oleh Mbah Nok.