Keajaiban Rasa di Balik Bunga Mekar Mengungkap Misteri Kue Rasyidah Aceh Tamiang

Keajaiban Rasa di Balik Bunga Mekar Kue Rasyidah
Sumber :
  • antero aceh

Kuliner, VIVA Banyuwangi –Aceh Tamiang, sebuah kabupaten di ujung timur Provinsi Aceh, menyimpan sejuta pesona, baik alam maupun budayanya. Kekayaan budaya yang tak boleh dilewatkan adalah kuliner tradisionalnya, khususnya Kue Rasyidah.

Kue ini bukan hanya sekadar pemuas dahaga akan rasa manis, tetapi juga menyimpan sejuta cerita, filosofi, bahkan mitos yang mengakar kuat dalam masyarakatnya.

Menyelami Kenikmatan Kue Rasyidah

Kue Rasyidah memiliki bentuk yang unik, menyerupai bunga mekar dengan ukiran-ukiran cantik di permukaannya.

Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam, berpadu dengan rasa manis yang pas, membuatnya begitu digemari.

Aroma pandan dan santan yang khas semakin menambah kenikmatan kue ini.

Tak heran jika Kue Rasyidah selalu menjadi primadona di berbagai acara, mulai dari hajatan, kenduri, hingga sajian istimewa untuk tamu kehormatan.

Filosofi dan Mistis yang Menyelimuti

Bentuk bunga mekar pada Kue Rasyidah bukan tanpa makna. Ia melambangkan keindahan, kemakmuran, dan harapan akan kehidupan yang baik.

Masyarakat Aceh Tamiang percaya bahwa kue ini membawa berkah dan keberuntungan.

Menelusuri Jejak Sejarah dan Legenda

Konon, Kue Rasyidah telah ada sejak masa Kesultanan Aceh. Nama "Rasyidah" sendiri dikaitkan dengan nama seorang putri raja yang cantik jelita dan terkenal akan kebaikan hatinya.

Legenda mengatakan bahwa sang putri menciptakan kue ini sebagai ungkapan rasa syukur atas kemakmuran dan kedamaian negerinya.

Hikayat dan Cerita Rakyat yang Mengiringi

Berbagai hikayat dan cerita rakyat turut mewarnai keberadaan Kue Rasyidah.

Mengisahkan tentang seorang pemuda yang berhasil memenangkan hati sang putri berkat kelezatan kue buatannya.

Cerita-cerita ini turun temurun diceritakan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Aceh Tamiang.

Mengungkap Rahasia Resep dan Cara Pembuatan

Bahan-bahan untuk membuat Kue Rasyidah cukup sederhana, yaitu tepung beras, gula, santan, telur, dan daun pandan.

Namun, proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Adonan dicetak menggunakan cetakan khusus yang terbuat dari kayu atau kuningan, lalu dipanggang di atas bara api hingga matang sempurna.

Eksistensi Kue Rasyidah di Era Modern

Meskipun zaman telah berubah, Kue Rasyidah tetap eksis dan digemari masyarakat Aceh Tamiang.

Kue ini menjadi simbol identitas budaya dan warisan leluhur yang terus dijaga kelestariannya.

Bahkan, kini Kue Rasyidah mulai dikenal di berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara.