Bika Ambon Medan: Surga di Mulut yang Membawa Nostalgia, ini Resepnya!

Terungkap! Rahasia Bika Ambon Medan yang Bikin Nagih
Sumber :
  • Pariwisata Sumut

Kuliner, VIVA BanyuwangiBika Ambon, makanan khas Medan, Sumatera Utara, terkenal sebagai penganan tradisional yang tak lekang oleh waktu.

Meski namanya mengandung kata "Ambon," kota di Maluku, asal muasal Bika Ambon sejatinya justru berasal dari Medan.

Dengan tekstur lembut, rasa legit, dan aroma harum pandan serta serai yang khas, Bika Ambon telah berhasil memikat hati banyak orang.

Kuliner ini tidak hanya sekadar makanan manis; di baliknya tersimpan filosofi, nilai budaya, dan sejarah yang membentuk identitas kuliner Medan.

Filosofi dan Sejarah Bika Ambon

Secara filosofi, Bika Ambon menyimpan makna sebagai simbol ketekunan dan kesabaran.

Proses pembuatannya memerlukan waktu cukup lama dan ketelatenan, mulai dari fermentasi adonan hingga tahap pemanggangan.

Setiap lapisan dan rongga pada Bika Ambon menunjukkan hasil dari proses yang tidak instan, yang secara simbolis mengingatkan kita pada pentingnya kesabaran dalam kehidupan.

Bika Ambon mulai populer di Medan sejak tahun 1960-an, ketika para perantau dari Tionghoa dan Melayu berinovasi menciptakan penganan baru berbahan dasar tepung tapioka dan telur.

Mereka menggabungkan cita rasa khas lokal, seperti pandan dan serai, yang akhirnya menjadi ciri khas Bika Ambon yang kita kenal sekarang.

“Rasa khas Bika Ambon itu menggugah kenangan,” ungkap Suryati, pengusaha Bika Ambon terkenal di Medan.

Eksistensi dan Popularitas Bika Ambon di Zaman Modern

Meskipun banyak makanan baru yang masuk ke Medan, Bika Ambon tetap mampu mempertahankan eksistensinya.

Kuliner ini masih sering menjadi buah tangan favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Medan.

“Bika Ambon bukan hanya makanan, tetapi menjadi bagian dari budaya Medan,” ungkap Rizky, seorang penjual Bika Ambon di Jalan Majapahit, pusat toko Bika Ambon di Medan.

Tak hanya di Indonesia, Bika Ambon juga sudah mulai dikenal di mancanegara.

Beberapa toko bahkan menawarkan layanan ekspor untuk memenuhi permintaan para pencinta kuliner tradisional ini di luar negeri.

Popularitasnya yang bertahan di tengah persaingan dengan kue-kue modern membuktikan bahwa cita rasa autentik selalu memiliki tempat di hati masyarakat.

Resep dan Bahan Pembuatan Bika Ambon

Untuk membuat Bika Ambon yang autentik, bahan-bahan utama yang diperlukan adalah:

  • 250 gram tepung tapioka
  • 150 gram gula pasir
  • 8 butir kuning telur
  • 200 ml santan kental (yang telah dididihkan bersama daun pandan dan serai)
  • 1 sendok makan ragi instan
  • 2 sendok makan tepung terigu
  • 1 sendok teh garam
  • Pasta pandan secukupnya untuk aroma dan warna

Langkah-Langkah Pembuatan Bika Ambon

  1. Mempersiapkan Santan: Panaskan santan kental dengan daun pandan dan serai hingga mendidih, lalu dinginkan hingga suhu ruang. Proses ini memberi aroma khas yang melekat pada Bika Ambon.

  2. Membuat Adonan: Campurkan tepung tapioka, tepung terigu, gula pasir, dan garam dalam wadah besar.

    Masukkan kuning telur satu per satu sambil diaduk perlahan hingga rata. Tambahkan pasta pandan secukupnya untuk mendapatkan warna hijau yang khas.

  3. Fermentasi dengan Ragi: Setelah adonan tercampur rata, masukkan ragi instan yang telah diaktifkan dengan sedikit air hangat.

    Biarkan adonan selama 2-3 jam agar mengembang dan tercipta rongga-rongga khas Bika Ambon.

  4. Pematangan dalam Oven: Panaskan oven pada suhu 180 derajat Celsius.

    Tuang adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi minyak, lalu panggang selama 30-45 menit hingga permukaan kue berubah menjadi kecokelatan dan adonan matang merata.

  5. Penyajian: Angkat Bika Ambon dari loyang dan biarkan dingin sebentar.

    Potong-potong dan sajikan. Kombinasi tekstur kenyal dan lembut, serta aroma pandan dan santan yang harum, membuat Bika Ambon terasa nikmat di setiap gigitannya.

Menghadirkan Sentuhan Modern tanpa Mengubah Cita Rasa

Bika Ambon terus berkembang dengan kreasi baru, seperti Bika Ambon cokelat, keju, durian, hingga pandan yang lebih kaya aroma.

Namun, meski banyak varian baru yang muncul, banyak penikmat kuliner yang masih memilih varian klasik.

Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai nostalgia dan keaslian Bika Ambon di mata masyarakat.

Selain variasi rasa, penjual Bika Ambon modern juga mulai menggunakan platform digital untuk menjangkau konsumen lebih luas.

Beberapa toko terkenal di Medan bahkan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk mereka, lengkap dengan layanan pesan antar.

Strategi ini terbukti efektif dalam mempertahankan popularitas Bika Ambon.

Data Pendukung: Popularitas dan Produksi Bika Ambon di Medan

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, produksi kuliner tradisional seperti Bika Ambon mengalami peningkatan setiap tahunnya, terutama di pusat industri kuliner di Medan.

Berdasarkan survei pasar kuliner lokal, Bika Ambon menempati urutan teratas sebagai oleh-oleh favorit dari Medan, bersaing ketat dengan produk lain seperti kue lapis legit dan bolu meranti.

Tidak mengherankan jika Bika Ambon terus menjadi bagian penting dari wisata kuliner di Medan.

Setiap toko Bika Ambon di Jalan Majapahit, Medan, mampu menjual hingga ratusan loyang per hari, khususnya pada akhir pekan atau hari libur.

Hal ini menunjukkan bahwa meski zaman berubah, cita rasa autentik Bika Ambon masih mampu bertahan dan dicintai oleh berbagai kalangan.

Cita Rasa dan Budaya dalam Sepotong Bika Ambon

Bika Ambon bukan hanya sekadar makanan; ia adalah warisan budaya yang membawa cerita panjang dan makna mendalam.

Dari bahan-bahan yang digunakan hingga proses pembuatannya yang rumit, semua elemen ini mencerminkan kekayaan budaya dan identitas lokal Medan.

Seperti yang dikatakan Suryati, “Setiap potongan Bika Ambon membawa rasa khas Medan yang sulit dilupakan.”

Dengan segala keunikan dan eksistensinya yang masih kuat hingga kini, Bika Ambon telah membuktikan bahwa kekayaan kuliner tradisional Indonesia tetap memiliki tempat di hati masyarakat.

Dari filosofi hingga cita rasa, Bika Ambon bukan hanya sekadar kudapan, tetapi cerminan dari proses, kesabaran, dan cinta pada keautentikan yang tiada duanya.