DAM Jebol, Upaya Pemerintah Tidak Maksimal, Petani Rencanakan Galang Koin

Lahan Pertanian Yang Kering Akibat Tidak Ada Air
Sumber :
  • Achmad Fuad Afdlol/viva banyuwangi

"Dan apabila sudah turun, kata Bupati, bisa membuat tanggul dari bronjong, sebab dengan tanggul dari bronjong tentu lebih kuat bisa membendung air, supaya air ke sawah bisa tercukupi," jelas Bupati Lumajang 24 bulan yang lalu.

Susahnya air lantaran saat musim kemarau ini tidak ada yang bisa diharapkan lagi, kecuali air dari sungai aliran Kali Asem. Saat ada pengerjaan Bendungan di DAM Gambiran, Lutfi dan petani lainnya sangat senang, dan segera menyiapkan sawahnya untuk di bajak dan beli bibit.

"Apabila air sudah bisa mengalir langsung ditanami, namun ini pekerjaan sudah selesai, masih tetap air belum bisa mengalir, kekecewaan petani bertambah saat mendengar tidak ada tambahan anggaran dan akan dilanjutkan akhir tahun atau awal tahun 2024 mendatang," ujar Hasyim salah satu petani warga Desa Blukon.

"Yang jelas kami akan lakukan aksi turun ke jalan untuk penggalangan dana," imbuhnya dengan lantang.

Sebelumnya, para petani juga sempat diundang ke pertemuan dengan Bidang PSDA Dinas PUTR Kabupaten Lumajang.

"Kami sudah meminta Kabid PSDA DPUTR Kabupaten Lumajang, Hari Sudjoko, untuk di tambahi anggarannya karena kami melihat kurang maksimal apabila senilai Rp 200 juta, namun kami hanya dijanjikan saja,” ungkapnya pula.

Beberapa tahun setelah jebolnya DAM Gambiran, petani dari 4 Desa ini terus menerus mengalami kerugian dan banyak lahan yang tidak ditanami pada musim hari ini.