Berjuluk Kampung Pluralisme ini yang Dilakukan Pemuda Banyuwangi

Deklasi damai antar umat beragama
Sumber :
  • M Romi Syahroni/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Memiliki berbagai latar belakang agama yang berbeda di Kecamatan paling selatan Banyuwangi, Tepatnya di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo mereka nampah hidup berdampingan dengan harmonis.

Tak hanya itu saja, untuk menunjukan kekompakan serta Kebhinekaan yang tercermin pada masyarakat, mereka melakukan kegiatan positif yang bisa menjadi contoh di Indonesia.

Kegiatan bertajuk Bazar UMKM tersebut diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pasca serangan virus Covid_19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.

Tak hanya bazar, untuk memikat pengunjung, Pemuda yang juga binaan dari Wahid Foundation (organisasi nirlaba yang digagas Gus Dur) tersebut juga menyajikan berbagai pertunjukan seni lokal, seperti lawak, Jaran dan berbagai macam hiburan.

Penandatangan damai peserta deklrasi

Photo :
  • M Romi Syahroni/ VIVA Banyuwangi

Yang tak kalah penting, seruan damai serta saling menghargai satu sama lain antar umat beragama, tak henti hentinya disampaikan dalam kegiatan yang dipusatkan di lapangan Dusun Curahjati itu.

Lagi lagi paguyuban warga yang hadir memadati lapangan tersebut terlihat saat deklarasi damai di dengungkan. 

Ainun Najib, fasilitator pendampingan Wahid Foundation di Banyuwangi menyebutkan, deklarasi ini diikuti kelompok binaan dari dua desa, Bangsring Kecamatan Wongsorejo dan Grajagan sekaligus tuan rumah. 

“Ini acara dua desa yang digelar jadi satu,” ungkapnya Sabtu (16/09/2023). 

Menariknya, menurut Najib kelompok binaan di Grajagan terdiri dari perwakilan lintas agama. Selain itu, acara yang berlangsung selama dua hari juga melibatkan UMKM di luar anggota binaan.

”Jadi ini bazar, ada panggung hiburan ada deklarasi damai dengan harapan bisa memberikan contoh keharmonisan hidup damai berdampingan dengan keberagaman agama,“ tegasnya. 

Najib menambahkan, pihaknya mengapresiasi pelaksanaan acara.  Menurutnya untuk event yang dilangsungkan di desa, kemasan yang disajikan panitia melebihi ekspektasi. 

Sementara itu, Martius dari pemuda yang terlibat dalam acara tersebut mengaku senang, lantaran sebelumnya mendapatkan pengetahuan tentang keberagaman dalam menghargai sebuah perbedaan.

“Saya pikir ini awalnya adalah biasa saja, Namun setelah di pelajari mendalam keberagaman ini potensi konfliknya sangat besar, sehingga kita di forum ini bisa saling belajar menghargai perbedaan dan menjaga keharmonisan,” pungkasnya