Bulog Banyuwangi Kirim Stok Beras Tahun Lalu ke Indonesia Timur
- Istimewa / VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Akibatnya mundurnya panen raya, stok beras di tanah air harus ditambah dengan mendatangkan impor dari Thailand dan Vietnam. Untuk stok tahun lalu, Bulog Banyuwangi mengirimkan beras tersebut ke Indonesia Timur guna mencukupi kebutuhan beras di masyarakat yang mengalami defisit beras.
Menurut Pimpinan Bulog Banyuwangi, Harisun. Untuk stok ketersediaan beras di wilayah kerja Bulog Banyuwangi sudah tercukupi.
Pasokan beras import sebanyak 15 ribu ton dari Thailand sudah melakukan pembongkaran di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangoi Jawa Timur sejak pertengahan Bulan Februari 2024.
“10 ribu ton sudah dipindahkan ke gudang Bulog di Banyuwangi. Sedangkan sisanya akan selesai dilakukan pembongkaran pada tiga hari ke depan,” ujar Pimpinan Bulog Banyuwangi, Harisun pada Jurnalis.
Sebagian beras yang diangkut kapal berbendera Thailand tersebut akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur bersama sisa import tahun lalu yang tersimpan di gudang Bulog Banyuwangi.
“NTT merupakan salah satu daerah dengan defisit beras di wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu digerojok tambahan beras,” tandas Harisun.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Banyuwangi, sedikitnya 2 ribu ton beras impor masih tersimpan di Gudang Bulog.
“Untuk beras impor, pada tahun lalu Banyuwangi kedatangan sekitar 9 kali. Dari Thailand dan Vietnam,” tutur Harisun.
Harga beras di hampir seluruh pasar tradisional serta pusat perbelanjaan, terus melambung tinggi sejak bulan lalu. Malahan meningkat secara signigfikan dalam sepekan terakhir.
“Saat ini harga beras melambung hingga Rp 16.000-Rp 16.500/kg di tingkat pasar tradisional di Banyuwangi. HET (Harga Eceran Tertinggi) di kami untuk beras premium Rp 13.900/kg,” kata Pimpinan Bulog Banyuwangi.
Sementara untuk beras medium juga naik menjadi sekitar Rp 13.000-an/kg. Jauh lebih tinggi dari HET Rp 10.900/kg, kondisi semakin meningkat bebab Masyarakat.
“Penyebab utama kenaikan harga beras adalah mundurnya masa panen. Dari prediksi awal pertengahan Februari masa panen mundur menjadi sekitar pertengahan Maret,” jelas Harisun.
Pada tahun lalu, Banyuwangi kedatangan sekitar 9 kali beras impor dari negara Thailand dan Vietnam. Selain untuk Banyuwangi, beras itu juga dikirim ke daerah-daerah lain di Indonesia Timur.