Di Bondowoso, Warga: Polisi Tidak Tangkap Pelaku Rudapaksa, Kami Keroyok!

tokoh masyarakat Desa Karang Melok, Subali
Sumber :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuwangi

Bondowoso, VIVA Banyuwangi –Lambannya penanganan pihak kepolisian atas kasus pemerkosaan yang dilakukan 3 pria berusia setengah abad terhadap wanita abnorma berinisial (L) hingga hamil di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) membuat warga sekitar geram. Hingga membuat ancaman akan melakukan tindak pengeroyokan terhadap ketiga pelaku.

Hal itu disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat Desa Karang Melok, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Subali.

"Sudah 4 hari kemarin (Sabtu, 27 April 2024) warga terutama pemuda geram sekali sehingga mau melakukan tindak pengeroyokan atau main hakim sendiri," ucap Subali pada media, Selasa, 30 April 2024.

Warga Desa Karang Melok menilai, tindakan tersebut merupakan kejadian yang sangat biadab.

"Karena salah satu pelaku dapat dikatakan merupakan seorang tokoh masyarakat, wong orang tuanya seorang Kepala Desa (Kades). Dan ini sangat menyakitkan bagi kita semua," ujar Subali.

Purnawirawan TNI-AD yang pernah bertugas di kodim 0822/Bondowoso menambahkan, selama ini pihaknya berupaya untuk mengamankan juga dan memberikan masukan pada warga agar jangan sampai melakukan hal-hal anarkis.

"Tapi kemampuan saya kan terbatas, saya bukan aparat secara langsung yang pro aktif dalam masalah ini, jadi saya hanya sebatas mengamankan sementara," imbuh Subali.

Namun demikian, Subali menilai, jika tidak ada tindakan tegas dan cepat dari Polisi Resor (Polres) Bondowoso, tidak menutup kemungkinan warga akan melakukan tindak anarkis.

"Saya sudah berusaha melerai, salah satunya dengan menghubungi rekan-rekan jurnalis ini, agar ada sedikit kepuasan dari pihak keluarga korban," jelas Subali.

Menurut informasi warga, pihak korban sudah melaporkan kejadian tersebut terhadap Aparat Penegak Hukum (APH) Bondowoso.

"Waktu itu saya tidak ikut, namun menurut penuturan warga, pak Kades ikut mendampingi keluarga korban waktu laporan ke Polres. Nah, kalau sudah Kades ikut mendampingi laporan, kenapa kasus tersebut masih lamban ditangani oleh Polres, ada apa sebenarnya?, itulah yang menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat," urai Subali.

Subali menimpali, bukan hanya warga yang geram akan lambannya penanganan pihak kepolisian, namun juga menimbulkan sakit hati, terutama keluarga besar korban.

"Harapan kita sekarang, terutama pada aparat kepolisian segera menindaklanjuti masalah ini. Dan tolong segera diamankan pelaku yang sudah disebutkan korban," harap Subali.

Akibat kejadian tersebut, (L) sempat mengalami trauma ketika diberikan uang oleh orang lain.

"Kemarin waktu korban diberikan uang oleh pak Camat, kayak ada perasaan takut ketika menerima uang tersebut," tukas Subali.

Hamilnya (L) diketahui keluarga (L) lantaran perut korban telah membuncit.

Merasa ada yang tidak wajar, keluarga korban lantas membawa korban ke dukun pijat.

"Saya kan curiga karena perutnya sudah buncit. Selanjutnya, korban saya bawa ke dukun, ternyata setelah dipijit sama dukun, kandungan nya sudah 4 bulan," ungkap nenek sepupu korban, Murifah, Jum'at 26 April 2024.

Tak langsung percaya, keluarga korban lantas membawa L ke seorang bidan di Desa Pocangan, Kecamatan Sumowono Kabupaten Jember dan hasil pemeriksaan secara medis, L dinyatakan hamil 4 bulan.

Menurut informasi yang dihimpun Banyuwangi.viva.co.id, kehamilan korban diketahui oleh keluarga korban Rabu, 24 April 2024.

Namun hingga kini, pihak kepolisian di Bondowoso belum bertindak atas kejadian naas yang dialami wanita berusia 25 tahun tersebut.